25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:22 AM WIB

Empat Bulan Kabur, Rutan Gianyar Masih Buru Suciawan

GIANYAR – Narapidana Rutan Gianyar, Putu Suciawan Bin Nyoman Sutama, 34, masih menghirup udara segar pasca-kabur sejak Rabu, 6 September 2017 lalu.

Napi asal Busungbiu Kabupaten Buleleng yang terlilit kasus penipuan itu masih dalam pengejaran pihak Rutan Gianyar dibantu jajaran kepolisian.

Pelaksana Harian Kepala Rutan Gianyar, Made Astra, menyatakan pihaknya tidak diam dalam menindaklanjuti kasus napi kabur itu.

“Kami bekerja sama dengan Polres. Tetap kami cari berkoordinasi dengan masing-masing wilayah,” ujar Made Astra, kemarin (21/1).

Dia menjelaskan, jajaran Rutan juga diajak bekerja sama. “Tidak saja di seluruh kabupaten di Bali, wilayah Lombok dan Jawa kami juga saling kontak. Kami sebarkan foto napi itu,” jelasnya.

Hampir empat bulan kabur, Putu Suciawan belum ditemukan. Pihak Rutan juga telah mendatangi kediaman orang tua si napi di Busungbiu Buleleng. Namun belum membuahkan hasil.

“Karena orang tuanya sudah tidak berurusan lagi dengan anaknya. Orang tua tidak pernah ketemu. Begitu pula dengan istrinya ada di Swiss,” terangnya.

Diterangkan Made Astra, belajar dari pengalaman napi kabur itu, pihaknya akan memperketat penjagaan.

Walau begitu, para napi tetap diberikan kesempatan untuk keluar dari jeruji besi. “Karena prinsip kami di sini pembinaan, bukan seperti dulu lagi image penjara,” ungkapnya.

Sebelum kabur, Putu Suciawan mendapat kepercayaan keluar Rutan untuk membeli perlengkapan musik di bilangan Renon, Denpasar Timur.

Dalam perjalanan Gianyar-Denpasar, Putu Suciawan “menggoda” petugas Rutan yang mengawalnya. Suciawan mengaku ingin bertemu dengan temannya dalam hajatan festival Ubud.

Si pengawal justru mengiyakan permohonan Suciawan. Di Ubud, Putu Suciawan berhasil kabur di tengah keramaian.

Pengawal dari Rutan pun kebingungan mencari Suciawan yang kabur. Buntut dari kaburnya napi itu membuat Kepala Rutan Gianyar sebelumnya dimutasi. 

GIANYAR – Narapidana Rutan Gianyar, Putu Suciawan Bin Nyoman Sutama, 34, masih menghirup udara segar pasca-kabur sejak Rabu, 6 September 2017 lalu.

Napi asal Busungbiu Kabupaten Buleleng yang terlilit kasus penipuan itu masih dalam pengejaran pihak Rutan Gianyar dibantu jajaran kepolisian.

Pelaksana Harian Kepala Rutan Gianyar, Made Astra, menyatakan pihaknya tidak diam dalam menindaklanjuti kasus napi kabur itu.

“Kami bekerja sama dengan Polres. Tetap kami cari berkoordinasi dengan masing-masing wilayah,” ujar Made Astra, kemarin (21/1).

Dia menjelaskan, jajaran Rutan juga diajak bekerja sama. “Tidak saja di seluruh kabupaten di Bali, wilayah Lombok dan Jawa kami juga saling kontak. Kami sebarkan foto napi itu,” jelasnya.

Hampir empat bulan kabur, Putu Suciawan belum ditemukan. Pihak Rutan juga telah mendatangi kediaman orang tua si napi di Busungbiu Buleleng. Namun belum membuahkan hasil.

“Karena orang tuanya sudah tidak berurusan lagi dengan anaknya. Orang tua tidak pernah ketemu. Begitu pula dengan istrinya ada di Swiss,” terangnya.

Diterangkan Made Astra, belajar dari pengalaman napi kabur itu, pihaknya akan memperketat penjagaan.

Walau begitu, para napi tetap diberikan kesempatan untuk keluar dari jeruji besi. “Karena prinsip kami di sini pembinaan, bukan seperti dulu lagi image penjara,” ungkapnya.

Sebelum kabur, Putu Suciawan mendapat kepercayaan keluar Rutan untuk membeli perlengkapan musik di bilangan Renon, Denpasar Timur.

Dalam perjalanan Gianyar-Denpasar, Putu Suciawan “menggoda” petugas Rutan yang mengawalnya. Suciawan mengaku ingin bertemu dengan temannya dalam hajatan festival Ubud.

Si pengawal justru mengiyakan permohonan Suciawan. Di Ubud, Putu Suciawan berhasil kabur di tengah keramaian.

Pengawal dari Rutan pun kebingungan mencari Suciawan yang kabur. Buntut dari kaburnya napi itu membuat Kepala Rutan Gianyar sebelumnya dimutasi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/