34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 12:46 PM WIB

Rabies Terus Makan Korban, Anjing Dilepasliarkan Jadi Pemicu Masalah

SEMARAPURA – Meninggalnya AA Gede Rai Karyawan, 22, asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan akibat terinfeksi virus rabies dari anjing liar

yang menggigitnya sekitar tiga bulan yang lalu di Objek Wisata Kali Unda diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang bahaya rabies.

Pasalnya hingga saat ini Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung masih menemui kendala dalam mengendalikan penyebaran rabies akibat pola pemeliharaan anjing yang diterapkan masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, masyarakat sebenarnya sudah mengetahui bahaya rabies dan mengerti cara mencegah penyebaran virus tersebut.

Namun pengetahuan masyarakat itu belum disertai dengan kesadaran dalam pola memelihara anjing yang notabene merupakan salah satu hewan penular rabies (HPR).

“Masih ada saja masyarakat yang memelihara anjing dengan cara melepas liarkan. Cara pemeliharaan anjing seperti ini

berpotensi terkena virus rabies. Dalam memelihara anjing seharusnya dikandangkan. Hal ini sudah sering disosialisasikan,” ujarnya.

Dengan pola pemeliharaan anjing seperti itu, pihaknya kerap kesulitan melakukan eliminasi anjing liar dalam mengendalikan penyebaran virus rabies di wilayah Kabupaten Klungkung.

Sebab pihaknya kerap mendapat protes dari masyarakat lantaran petugas di lapangan menembak mati anjing warga yang awalnya diduga anjing liar akibat berkeliaran di jalan-jalan.

“Jadi, kami harus sangat berhati-hati untuk melakukan eliminasi, terutama di pasar. Kalau dilihat, anjing-anjing di sana kan

tampak tanpa pemilik karena berkeliaran. Setelah kami eliminasi, ternyata ada yang punya dan protes ke kami,” terangnya.

Selain itu, kebiasaan masyarakat membuang anjing yang tidak mampu dipeliharanya, juga menjadi kendala dalam pengendalian rabies di Klungkung.

Untuk itu pihaknya mewanti-wanti warga agar melakukan steril terhadap anjing peliharaannya ketika sudah merasa tidak mampu memelihara anjing lagi.

Sehingga tidak ada lagi korban keganasan virus rabies. “Kami juga mengimbau agar masyarakat memvaksin anjingnya setiap tahun.

Jika jadwalnya terlewat, agar anjing peliharanya itu dibawa ke Dinas Pertanian untuk diberikan vaksin. Dan ini gratis. Tahun ini ada 14 ekor anjing yang kami vaksin,” kata pria asal Kecamatan Dawan itu.

Terkait dengan meninggalnya AA Gede Rai Karyawan, 22, asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan,

akibat terinfeksi virus rabies dari anjing liar yang menggigitnya sekitar tiga bulan yang lalu di Objek Wisata Kali Unda,

pihaknya mengaku telah melakukan eliminasi terhadap delapan anjing liar yang terlihat berkeliaran di wilayah Desa Paksebali.

Adapun lima di antaranya diambil sampel otaknya untuk diperiksa di laboratorium BBV Denpasar. “Sore ini (kemarin)  atau besok (hari ini) baru keluar hasilnya. Apakah anjing tersebut negatif atau positif rabies,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Meninggalnya AA Gede Rai Karyawan, 22, asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan akibat terinfeksi virus rabies dari anjing liar

yang menggigitnya sekitar tiga bulan yang lalu di Objek Wisata Kali Unda diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang bahaya rabies.

Pasalnya hingga saat ini Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung masih menemui kendala dalam mengendalikan penyebaran rabies akibat pola pemeliharaan anjing yang diterapkan masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, masyarakat sebenarnya sudah mengetahui bahaya rabies dan mengerti cara mencegah penyebaran virus tersebut.

Namun pengetahuan masyarakat itu belum disertai dengan kesadaran dalam pola memelihara anjing yang notabene merupakan salah satu hewan penular rabies (HPR).

“Masih ada saja masyarakat yang memelihara anjing dengan cara melepas liarkan. Cara pemeliharaan anjing seperti ini

berpotensi terkena virus rabies. Dalam memelihara anjing seharusnya dikandangkan. Hal ini sudah sering disosialisasikan,” ujarnya.

Dengan pola pemeliharaan anjing seperti itu, pihaknya kerap kesulitan melakukan eliminasi anjing liar dalam mengendalikan penyebaran virus rabies di wilayah Kabupaten Klungkung.

Sebab pihaknya kerap mendapat protes dari masyarakat lantaran petugas di lapangan menembak mati anjing warga yang awalnya diduga anjing liar akibat berkeliaran di jalan-jalan.

“Jadi, kami harus sangat berhati-hati untuk melakukan eliminasi, terutama di pasar. Kalau dilihat, anjing-anjing di sana kan

tampak tanpa pemilik karena berkeliaran. Setelah kami eliminasi, ternyata ada yang punya dan protes ke kami,” terangnya.

Selain itu, kebiasaan masyarakat membuang anjing yang tidak mampu dipeliharanya, juga menjadi kendala dalam pengendalian rabies di Klungkung.

Untuk itu pihaknya mewanti-wanti warga agar melakukan steril terhadap anjing peliharaannya ketika sudah merasa tidak mampu memelihara anjing lagi.

Sehingga tidak ada lagi korban keganasan virus rabies. “Kami juga mengimbau agar masyarakat memvaksin anjingnya setiap tahun.

Jika jadwalnya terlewat, agar anjing peliharanya itu dibawa ke Dinas Pertanian untuk diberikan vaksin. Dan ini gratis. Tahun ini ada 14 ekor anjing yang kami vaksin,” kata pria asal Kecamatan Dawan itu.

Terkait dengan meninggalnya AA Gede Rai Karyawan, 22, asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan,

akibat terinfeksi virus rabies dari anjing liar yang menggigitnya sekitar tiga bulan yang lalu di Objek Wisata Kali Unda,

pihaknya mengaku telah melakukan eliminasi terhadap delapan anjing liar yang terlihat berkeliaran di wilayah Desa Paksebali.

Adapun lima di antaranya diambil sampel otaknya untuk diperiksa di laboratorium BBV Denpasar. “Sore ini (kemarin)  atau besok (hari ini) baru keluar hasilnya. Apakah anjing tersebut negatif atau positif rabies,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/