AMLAPURA – Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padangbai mengaku menghabiskan biaya Rp 700 juta lebih per tahun, hanya untuk pemeliharaan gedung di Dermaga Tanah Ampo.
Hal ini mengingat KSOP Padangbai yang ditunjuk sebagai pengelola sejak tahun 2015 lalu harus menjaga aset tersebut tetap terjaga.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, gedung tersebut banyak mengalami kerusakan. Terutama pada atap plafon, beberapa bagian lantai dan juga pada bagian dinding eskalator yang terlihat bolong.
Kepala KSOP Padangbai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin mengungkapkan setiap tahun sejak ditunjuk sebagai pengelola dermaga Tanah Ampo, KSOP Padangbai mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan gedung sebesar Rp 700 juta lebih.
Anggaran tersebut meliputi perawatan, gaji karyawan sepuluh orang, dan listrik. “Kami alokasikan itu termasuk pembersihan, operasional dan gaji tenaga. Soal itu (norok) mau gimana lagi,” ujarnya.
Terlebih, selama ditunjuk sebagai pengelola kata Ni Luh Putu Eka Suyasmin, KSOP Padangbai sulit mendapat anggaran.
Kondisi ini lantaran di Tanah Ampo sendiri belum ada kegiatan apapun. Namun sejak proses uji coba kapal pengumpul bersandar, pemerintah pusat melalui Dirjen Perhubungan Laut kabarnya akan mengucurkan dana anggaran.
“Karena memang harus ada kegiatan dulu. Ini baru uji coba pusat sudah akan menyanggupi,” kata Suyasmin.
Pihak KSOP Padangbai juga mengajukan dana anggaran untuk pengerukan sedimentasi yang sudah mencapai 80 persen lebih.
Sedimentasi atau pendangkalan paling parah terjadi pada sisi dalam areal dermaga dan hampir menyatu dengan sisi break water.
“Tapi kami sudah bersurat ke pusat. Saat ini sedang proses studi. Bahaya sih enggak ya. Kami sudah memohon kepada Dirjen Perhubungan laut,
kalau sudah nanti kami anggarakan melalui usulan pusat untuk pengerukan dan perbaikan break water,” jelasnya.