25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:49 AM WIB

Cegah Wabah Corona Meluas, Desa Ketewel Putuskan “Lockdown” Sehari

GIANYAR — Pandemi corona virus diseases (Covid-19) yang tak kunjung berakhir, memaksa Desa Adat Ketewel di Kecamatan Sukawati melakukan “lock down” lokal.

Desa Ketewel berencana menggelar tradisi Sipeng. Oleh karena itu, baik warga asli maupun pendatang diminta tidak beraktivitas selama Sipeng desa yang akan berlangsung Kamis besok (23/4).

Sebagai penegas, desa juga membuat surat berkop desa adat yang ditandatangani Bendesa Jro Mangku Payogan dan Klian Sabha, Senin lalu (20/4). 

Dalam surat tersebut, menyebutkan berdasarkan hasil rapat desa pada 11 April lalu, bendesa memberitahukan dan mengimbau kepada seluruh masyarakat desa baik penduduk asli maupun pendatang diminta tidak berdagang.

Termasuk tidak melakukan pembangunan, dan diam di rumah masing-masing, atau tidak berkeliaran di jalanan.

Jika mempunyai kegiatan di luar desa diperbolehkan, serta ikut menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah desa adat Ketewel.

Sipeng itu akan berlangsung pada Kamis (23/4) selama 24 jam. Waktunya, dari pukul 06.00 hingga esok hari pada Jumat (24/4) pukul 06.00.

Surat itu kemudian dikirimkan kepada seluruh warga Desa Ketewel. Surat juga ditembuskan kepada Perbekel Ketewel, Camat Sukawati dan Kapolsek.

Dalam tulisan paling bawah, tercantum catatan, jika usaha yang berada di Jalan By Pass IB Mantra diperbolehkan beraktivitas dan tidak ada penutupan jalan.

Bendesa Adat Ketewel I Wayan Ari Suthama membenarkan rencana Sipeng desa tersebut. Sipeng desa itu, kata dia, merupakan tradisi kuno yang dijalankan.

Itu lantaran saat Nyepi nasional lalu, bertepatan dengan uncal balung (melepas penjor Galungan). Sehingga Nyepi diundur pada Kamis besok.

Sebelum Sipeng, dilakukan upacara Tawur yang jatuh pada tilem hari ini (22/4). “Besoknya (Kamis, res) baru Sipeng. Ini seperti hari suci Nyepi, Sipeng digelar 24 jam,” ujarnya kemarin.

Desa Ketewel, terdiri dari 11 banjar dengan jumlah 1.544 kepala keluarga atau sebanyak kurang lebih 8.000 jiwa.

Sebelum Sipeng dilakukan, melalui LPD Ketewel telah membagikan paket sembako. “Bantuan sembako ini bagi yang belum dapat bantuan dari pemerintah,” pungkasnya. 

GIANYAR — Pandemi corona virus diseases (Covid-19) yang tak kunjung berakhir, memaksa Desa Adat Ketewel di Kecamatan Sukawati melakukan “lock down” lokal.

Desa Ketewel berencana menggelar tradisi Sipeng. Oleh karena itu, baik warga asli maupun pendatang diminta tidak beraktivitas selama Sipeng desa yang akan berlangsung Kamis besok (23/4).

Sebagai penegas, desa juga membuat surat berkop desa adat yang ditandatangani Bendesa Jro Mangku Payogan dan Klian Sabha, Senin lalu (20/4). 

Dalam surat tersebut, menyebutkan berdasarkan hasil rapat desa pada 11 April lalu, bendesa memberitahukan dan mengimbau kepada seluruh masyarakat desa baik penduduk asli maupun pendatang diminta tidak berdagang.

Termasuk tidak melakukan pembangunan, dan diam di rumah masing-masing, atau tidak berkeliaran di jalanan.

Jika mempunyai kegiatan di luar desa diperbolehkan, serta ikut menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah desa adat Ketewel.

Sipeng itu akan berlangsung pada Kamis (23/4) selama 24 jam. Waktunya, dari pukul 06.00 hingga esok hari pada Jumat (24/4) pukul 06.00.

Surat itu kemudian dikirimkan kepada seluruh warga Desa Ketewel. Surat juga ditembuskan kepada Perbekel Ketewel, Camat Sukawati dan Kapolsek.

Dalam tulisan paling bawah, tercantum catatan, jika usaha yang berada di Jalan By Pass IB Mantra diperbolehkan beraktivitas dan tidak ada penutupan jalan.

Bendesa Adat Ketewel I Wayan Ari Suthama membenarkan rencana Sipeng desa tersebut. Sipeng desa itu, kata dia, merupakan tradisi kuno yang dijalankan.

Itu lantaran saat Nyepi nasional lalu, bertepatan dengan uncal balung (melepas penjor Galungan). Sehingga Nyepi diundur pada Kamis besok.

Sebelum Sipeng, dilakukan upacara Tawur yang jatuh pada tilem hari ini (22/4). “Besoknya (Kamis, res) baru Sipeng. Ini seperti hari suci Nyepi, Sipeng digelar 24 jam,” ujarnya kemarin.

Desa Ketewel, terdiri dari 11 banjar dengan jumlah 1.544 kepala keluarga atau sebanyak kurang lebih 8.000 jiwa.

Sebelum Sipeng dilakukan, melalui LPD Ketewel telah membagikan paket sembako. “Bantuan sembako ini bagi yang belum dapat bantuan dari pemerintah,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/