33.1 C
Jakarta
23 November 2024, 14:38 PM WIB

Potensi Bencana Tinggi, BPBD Tabanan Kekurangan Jumlah Personel

TABANAN – Luas wilayah Kabupaten Tabanan dengan 10 kecamatan dibarengi dengan potensi bencana yang tinggi.

Kondisi ini semestinya menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk menambah jumlah personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sejauh ini di BPBD Tabanan jumlah personil masih sangat terbatas. Baru tersedia 34 personil yang tergabung dalam tim reaksi cepat (TRC), sedangkan wilayah penanganan bencana alam cukup luas.

Mulai dari bencana alam tanah longsor, banjir, pohon tumbang dan bencana alam lainnya.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika mengaku ideal sebenarnya dalam setiap regu TRC BPBD Tabanan harus memiliki personil sebanyak 15 orang.

Di BPBD Tabanan ada sebanyak 4 regu sehingga personil yang dibutuhkan sekitar 60 orang untuk petugas TRC. Sementara saat ini personil yang tersedia di TRC BPBD hanya 34 orang personil.

“Jumlah personil TRC tersebut masih terbatas untuk mengcover wilayah Tabanan yang begitu luas,” kata Trisna Widiatmika.

Trisna Widiatmika mengaku saat ini BPBD Tabanan bukan hanya menangani masalah bencana alam. Tapi, juga melakukan penanganan non bencana alam.

Karena petugas BPBD ikut tergabung dalam Satgas Covid-19. Untuk personil BPBD yang masuk yang masuk dalam tim Satgas Covid-19 berjumlah 10 orang.

Dengan kekuatan personil setiap desa dua orang. Belum lagi ditugaskan untuk masuk dalam tim penyekatan operasi ketupat.

“Kalau terjadi bencana alam selalu kami bagi tugas personil. Kadang kala personil yang libur terpaksa kami minta masuk kembali untuk membantu penanganan bencana alam bilamana terjadi,” ungkap Trisna.

Selain itu petugas setiap kali terjadi bencana alam juga harus berkolaborasi dengan relawan yang ada. Untuk memudahkan penanganan.

“Jadi petugas BPBD tanggung jawab lumayan besar. Karena bukan penanganan yang dituntut. Melainkan pula bagaimana berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya. Agar secepat dapat dilakukan penanganan dan evakuasi,” ujarnya.

Trisna Widiatmika juga menambahkan, selama ini ditengah pandemi Covid-19 dominan personil BPBD yang tergabung dalam Satgas Covid-19 lebih melakukan penanganan pasien Covid-19.

Mulai dari mengikuti operasi yustisi, pemakaman jenazah Covid-19, hingga membawa pasien Covid-19 ke rumah sakit.

“Kalau selama terjun ini di Satgas tentu personil BPBD tetap dengan SOP protokol Covid-19. Astungkara belum anggota yang tertular Covid-19. Bahkan demi keamanan personil BPBD sudah divaksin Covid-19,” pungkasnya.

TABANAN – Luas wilayah Kabupaten Tabanan dengan 10 kecamatan dibarengi dengan potensi bencana yang tinggi.

Kondisi ini semestinya menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk menambah jumlah personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sejauh ini di BPBD Tabanan jumlah personil masih sangat terbatas. Baru tersedia 34 personil yang tergabung dalam tim reaksi cepat (TRC), sedangkan wilayah penanganan bencana alam cukup luas.

Mulai dari bencana alam tanah longsor, banjir, pohon tumbang dan bencana alam lainnya.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika mengaku ideal sebenarnya dalam setiap regu TRC BPBD Tabanan harus memiliki personil sebanyak 15 orang.

Di BPBD Tabanan ada sebanyak 4 regu sehingga personil yang dibutuhkan sekitar 60 orang untuk petugas TRC. Sementara saat ini personil yang tersedia di TRC BPBD hanya 34 orang personil.

“Jumlah personil TRC tersebut masih terbatas untuk mengcover wilayah Tabanan yang begitu luas,” kata Trisna Widiatmika.

Trisna Widiatmika mengaku saat ini BPBD Tabanan bukan hanya menangani masalah bencana alam. Tapi, juga melakukan penanganan non bencana alam.

Karena petugas BPBD ikut tergabung dalam Satgas Covid-19. Untuk personil BPBD yang masuk yang masuk dalam tim Satgas Covid-19 berjumlah 10 orang.

Dengan kekuatan personil setiap desa dua orang. Belum lagi ditugaskan untuk masuk dalam tim penyekatan operasi ketupat.

“Kalau terjadi bencana alam selalu kami bagi tugas personil. Kadang kala personil yang libur terpaksa kami minta masuk kembali untuk membantu penanganan bencana alam bilamana terjadi,” ungkap Trisna.

Selain itu petugas setiap kali terjadi bencana alam juga harus berkolaborasi dengan relawan yang ada. Untuk memudahkan penanganan.

“Jadi petugas BPBD tanggung jawab lumayan besar. Karena bukan penanganan yang dituntut. Melainkan pula bagaimana berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya. Agar secepat dapat dilakukan penanganan dan evakuasi,” ujarnya.

Trisna Widiatmika juga menambahkan, selama ini ditengah pandemi Covid-19 dominan personil BPBD yang tergabung dalam Satgas Covid-19 lebih melakukan penanganan pasien Covid-19.

Mulai dari mengikuti operasi yustisi, pemakaman jenazah Covid-19, hingga membawa pasien Covid-19 ke rumah sakit.

“Kalau selama terjun ini di Satgas tentu personil BPBD tetap dengan SOP protokol Covid-19. Astungkara belum anggota yang tertular Covid-19. Bahkan demi keamanan personil BPBD sudah divaksin Covid-19,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/