33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:09 PM WIB

Bali Jadi Target Pasar Narkoba, BNN: Perarem Narkoba Mendesak

NEGARA – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah sampai ke pelosok desa. Bahkan, kini mulai masuk ke berbagai kalangan.

Mulai masyarakat biasa, artis, pegawai hingga pejabat. Karena tugas semua lapisan masyarakat melakukan pencegahan penyalahgunaan dan peredarannya.

Terutama desa pekraman sebagai lembaga adat di Bali yang masih kuat dan efektif untuk melakukan pencegahan narkoba.

“Masalah narkoba bukan tanggungjawab BNN saja melakukan pencegahan dan penindakan narkoba, tetapi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali Brigjen I Putu Gede Suastawa.

Di Bali, keberadaan adat dinilai sangat efektif untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Desa Pakraman sendiri merupakan lembaga yang kompleks, ada berbagai umur, profesi, komunitas dan kegiatan.

Apabila Desa Pakraman aktif melakukan pencegahan peredaran narkoba dengan sosialisasi dan penyuluhan pada krama adat, maka narkoba tidak akan beredar luas dan tentunya tidak akan ada yang menyalahgunakan.

Daerah yang desa adatnya belum memiliki perarem khusus tentang narkoba, seperti di Jembrana akan didorong untuk segera membuat.

BNNP Bali akan membantu Desa Pakraman dalam membuat perarem dengan memberikan contoh-contoh perarem yang sudah dibuat desa adat lain serta melakukan pendampingan.

“Di Jembrana belum ada (perarem), Banjar Peh nanti mengawali,” ujarnya. Mengenai peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Bali, menurut jenderal bintang satu ini, Jembrana termasuk di posisi ke-6 dari kabupaten lain di Bali.

Posisi itu bisa naik laik jika pencegahan peredaran narkoba lemah. Pasalnya, posisi Jembrana rawan narkoba karena memiliki Pelabuhan Gilimanuk yang bisa menjadi pintu masuknya narkoba ke Bali.

“Jembrana karena punya pelabuhan. Hasil penangkapan yang ada yang besar dari pelabuhan,” terangnya.

Sebagai salah satu institusi yang memiliki kewenangan melakukan pemberantasan peredaran narkoba, selain menempatkan petugas dari BNN Bali di Pelabuhan Gilimanuk, pihaknya sudah mengusulkan untuk mendirikan BNN Kabupaten Jembrana.

Sehingga, ke depan pemberantasan narkoba lebih efektif lagi. Ketua komisi III DPRD Jembrana Nengah Tamba selaku tuan rumah dalam sosialisasi tersebut mengatakan, sinergitas penting dalam pemberantasan peredaran narkoba di Bali. Semua harus terlibat.

Karena itu, pihaknya mengundang seluruh bendesa dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi yang dihadiri BNN Provinsi Bali. “Sehingga ke depan bendesa bertugas sebagai penyuluh di lingkungannya,” ujar Tamba.

Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan sekaligus sebagai Kepala Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jembrana mengatakan, penyebab kemunduran sebuah bangsa yaitu korupsi, radikalisme dan yang paling utama adalah narkoba.

Kembang mewanti-wanti agar narkoba jangan dianggap remeh karena narkoba bersifat tanpa batas dan bisa masuk ke berbagai kalangan. Mulai masyarakat biasa, artis, pegawai, hingga pejabat.

“Jangan lihat peredaran narkoba sebagai sebuah bisnis semata. Namun, juga merupakan suatu upaya besar dari negara lain untuk menghancurkan bangsa kita. Ini perang gaya baru.” paparnya.

Sebelum peredaran narkoba terjadi secara massif di Jembrana, Kembang berpesan agar semua komponen ikut terlibat dalam pencegahan.

Seluruh komponen masyarakat harus melakukan pencegahan narkoba “Mari kita berjuang bersama – sama, sadarkan generasi muda kita, mulai individunya.

Bagaimana membangun individu yang positif, bagaimana menciptakan lingkungan yang positif,” pungkasnya. 

NEGARA – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah sampai ke pelosok desa. Bahkan, kini mulai masuk ke berbagai kalangan.

Mulai masyarakat biasa, artis, pegawai hingga pejabat. Karena tugas semua lapisan masyarakat melakukan pencegahan penyalahgunaan dan peredarannya.

Terutama desa pekraman sebagai lembaga adat di Bali yang masih kuat dan efektif untuk melakukan pencegahan narkoba.

“Masalah narkoba bukan tanggungjawab BNN saja melakukan pencegahan dan penindakan narkoba, tetapi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali Brigjen I Putu Gede Suastawa.

Di Bali, keberadaan adat dinilai sangat efektif untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Desa Pakraman sendiri merupakan lembaga yang kompleks, ada berbagai umur, profesi, komunitas dan kegiatan.

Apabila Desa Pakraman aktif melakukan pencegahan peredaran narkoba dengan sosialisasi dan penyuluhan pada krama adat, maka narkoba tidak akan beredar luas dan tentunya tidak akan ada yang menyalahgunakan.

Daerah yang desa adatnya belum memiliki perarem khusus tentang narkoba, seperti di Jembrana akan didorong untuk segera membuat.

BNNP Bali akan membantu Desa Pakraman dalam membuat perarem dengan memberikan contoh-contoh perarem yang sudah dibuat desa adat lain serta melakukan pendampingan.

“Di Jembrana belum ada (perarem), Banjar Peh nanti mengawali,” ujarnya. Mengenai peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Bali, menurut jenderal bintang satu ini, Jembrana termasuk di posisi ke-6 dari kabupaten lain di Bali.

Posisi itu bisa naik laik jika pencegahan peredaran narkoba lemah. Pasalnya, posisi Jembrana rawan narkoba karena memiliki Pelabuhan Gilimanuk yang bisa menjadi pintu masuknya narkoba ke Bali.

“Jembrana karena punya pelabuhan. Hasil penangkapan yang ada yang besar dari pelabuhan,” terangnya.

Sebagai salah satu institusi yang memiliki kewenangan melakukan pemberantasan peredaran narkoba, selain menempatkan petugas dari BNN Bali di Pelabuhan Gilimanuk, pihaknya sudah mengusulkan untuk mendirikan BNN Kabupaten Jembrana.

Sehingga, ke depan pemberantasan narkoba lebih efektif lagi. Ketua komisi III DPRD Jembrana Nengah Tamba selaku tuan rumah dalam sosialisasi tersebut mengatakan, sinergitas penting dalam pemberantasan peredaran narkoba di Bali. Semua harus terlibat.

Karena itu, pihaknya mengundang seluruh bendesa dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi yang dihadiri BNN Provinsi Bali. “Sehingga ke depan bendesa bertugas sebagai penyuluh di lingkungannya,” ujar Tamba.

Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan sekaligus sebagai Kepala Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Jembrana mengatakan, penyebab kemunduran sebuah bangsa yaitu korupsi, radikalisme dan yang paling utama adalah narkoba.

Kembang mewanti-wanti agar narkoba jangan dianggap remeh karena narkoba bersifat tanpa batas dan bisa masuk ke berbagai kalangan. Mulai masyarakat biasa, artis, pegawai, hingga pejabat.

“Jangan lihat peredaran narkoba sebagai sebuah bisnis semata. Namun, juga merupakan suatu upaya besar dari negara lain untuk menghancurkan bangsa kita. Ini perang gaya baru.” paparnya.

Sebelum peredaran narkoba terjadi secara massif di Jembrana, Kembang berpesan agar semua komponen ikut terlibat dalam pencegahan.

Seluruh komponen masyarakat harus melakukan pencegahan narkoba “Mari kita berjuang bersama – sama, sadarkan generasi muda kita, mulai individunya.

Bagaimana membangun individu yang positif, bagaimana menciptakan lingkungan yang positif,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/