24 C
Jakarta
13 September 2024, 9:23 AM WIB

Anak Lahir Kembar Siam Dempet Dada dan Perut, Ini Kata Syamsudin…

RadarBali.com – Kelahiran bayi kembar siam terjadi di Kabupaten Buleleng. Dua bayi yang mengalami dempet pada bagian dada dan perut, lahir di RSUD Buleleng, sekitar pukul 17.00 Jumat (20/10) lalu.

Kedua bayi berjenis kelamin perempuan itu merupakan buah hati dari pasangan Syamsudin, 48, dan Asyini, 38, warga Banjar Dinas Alassari, Desa Pacung, Tejakula.

Syamsudin mengatakan selama ngidam, istrinya tidak pernah meminta hal yang aneh-aneh. Semua berjalan seperti orang ngidam pada umumnya.

Keluarganya juga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu, sehingga tidak pernah mengonsumsi obat-obatan khusus dengan dosis tinggi.

Bahkan, Syamsudin benar-benar menjaga kandungan istrinya. Setiap sepuluh hari, ia mengajak istrinya ke bidan desa.

Semua ia lakukan karena usia istrinya sudah menjelang kepala empat, sehingga kondisi kehamilannya sangat rentan.

“Kami setiap sepuluh hari ke bidan, bukan sebulan sekali. Karena istri saya menginjak usia 39, jadi sudah masuk usia rentan.

Saya sarankan rutin minum vitamin. Bidan juga anjurkan begitu,” imbuh pria yang sehari-harinya menjadi pedagang itu.

Untuk memastikan kondisi kehamilan istrinya, ia pun mengajak istrinya menjalani USG di dokter spesialis kandungan.

Dia sempat melakukan dua kali USG. Masing-masing pada kehamilan usia 28 minggu, serta usia kehamilan 24 minggu.

Saat menjalani USG, dokter tidak menjelaskan secara detail kondisi anaknya. “Kami tahunya anak ini kembar, setelah kami USG dua kali di dokter.

Itu pun dokter tidak berani jelaskan detail. Hanya kembar saja. Kalau kembar siamnya, beliau tidak sebutkan,” tegas Syamsudin.

RadarBali.com – Kelahiran bayi kembar siam terjadi di Kabupaten Buleleng. Dua bayi yang mengalami dempet pada bagian dada dan perut, lahir di RSUD Buleleng, sekitar pukul 17.00 Jumat (20/10) lalu.

Kedua bayi berjenis kelamin perempuan itu merupakan buah hati dari pasangan Syamsudin, 48, dan Asyini, 38, warga Banjar Dinas Alassari, Desa Pacung, Tejakula.

Syamsudin mengatakan selama ngidam, istrinya tidak pernah meminta hal yang aneh-aneh. Semua berjalan seperti orang ngidam pada umumnya.

Keluarganya juga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu, sehingga tidak pernah mengonsumsi obat-obatan khusus dengan dosis tinggi.

Bahkan, Syamsudin benar-benar menjaga kandungan istrinya. Setiap sepuluh hari, ia mengajak istrinya ke bidan desa.

Semua ia lakukan karena usia istrinya sudah menjelang kepala empat, sehingga kondisi kehamilannya sangat rentan.

“Kami setiap sepuluh hari ke bidan, bukan sebulan sekali. Karena istri saya menginjak usia 39, jadi sudah masuk usia rentan.

Saya sarankan rutin minum vitamin. Bidan juga anjurkan begitu,” imbuh pria yang sehari-harinya menjadi pedagang itu.

Untuk memastikan kondisi kehamilan istrinya, ia pun mengajak istrinya menjalani USG di dokter spesialis kandungan.

Dia sempat melakukan dua kali USG. Masing-masing pada kehamilan usia 28 minggu, serta usia kehamilan 24 minggu.

Saat menjalani USG, dokter tidak menjelaskan secara detail kondisi anaknya. “Kami tahunya anak ini kembar, setelah kami USG dua kali di dokter.

Itu pun dokter tidak berani jelaskan detail. Hanya kembar saja. Kalau kembar siamnya, beliau tidak sebutkan,” tegas Syamsudin.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/