RadarBali.com – Hari ini tepat satu bulan Gunung Agung ditetapkan status Awas (level IV) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Tercatat sudah terjadi puluhan ribu gempa vulkanik dan tektonik. Namun, Gunung Agung tak kunjung erupsi.
Temuan menarik didapat tim Unmanned Aerical Vehicle (UAV atau pesawat tanpa awak) Universitas Gajah Mada (UGM).
Tim drone UGM menyelesaikan tugasnya kemarin (21/10). Sebelum balik ke Yogyakarta, tim yang dipimpin Ruli Andaru, kembali menerbangkan drone Buffalo FX-79 ke puncak pukul 11.30.
Sama seperti sebelumnya, drone berputar di atas kawah selama 10 menit. Hasilnya, gambar kawah terkini berhasil didapat.
Dinding kawah yang terpotret Kamis (19/10) lalu ternyata warnanya berubah. “Kalau sebelumnya kelihatan abu-abu hitam, sekarang (kemarin, red) berubah menjadi semu-semu
merah di pinggir kawah. Jumlahnya cukup banyak. Yang paling besar sekitar 100 meter dengan posisi njelaret (seperti garis, Red),” ungkap Ruli kepada Jawa Pos Radar Bali, Sabtu sore usai menerbangkan drone.
Warna semu merah di dinding kawah itu jumlahnya cukup banyak dengan membentuk pola bertingkat atau bersusun di dinding kawah. Ruli tidak mengetahui garis apa tersebut.
Temuan lain yang didapat drone yakni, cairan kuning di dasar kawah yang sebelumnya diidentifikasi sebagai belerang itu sudah tidak ada lagi.
Ruli juga tidak mengetahui kenapa cairan tersebut lenyap. “Saya tidak tahu cairan kuning itu kenapa menghilang. Mungkin karena suhu yang panas membuat cairan menguap,” imbuh dosen Fakultas Teknik Geodesi UGM itu.