RadarBali.com – Selama 23 hari diturunkan statusnya menjadi Siaga (Level III) dari sebelumnya Awas (Level IV), Gunung Agung di Karangasem kembali bergolak.
Gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl (bukan 3.031 mdpl seperti berita sebelumnya) itu akhirnya benar-benar erupsi atau meletus, Selasa sore (21/11) pukul 17.05.
Namun, erupsi yang terjadi baru erupsi freatik atau letusan awal dengan mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitam-hitaman.
Asap bertekanan sedang itu membumbung setinggi 700 meter di atas puncak. Asap letusan bertiup ke arah Timur – Tenggara.
Tak pelak, munculnya abu ini mengejutkan ribuan masyarakat yang ada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dan II. Mereka berbondong-bondong keluar rumah menyaksikan kepulan asap.
“Dengan eluarnya asap kelabu setinggi 700 meter ini maka Gunung Agung sudah bisa dikatakan erupsi atau meletus,” tegas Kasbani,
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Bali, kemarin.
Dijelaskan Kasbani, dari jauh hari pihaknya sudah menyampaikan jika posisi magma mendekati puncak. Jarak magma dengan puncak diperkirakan hanya sekitar 4 kilometer.
Namun, magma tidak mampu menjebol kawah karena tidak cukup memiliki energi. “Magma ini posisinya sudah di atas.
Kalau ada energi besar bisa sewaktu-waktu keluar,” tandas pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu. “Kawasan puncak harus benar-benar kosong,” tukasnya.
Kasbani mengimbau seluruh penduduk yang berada di sekitar puncak hingga radius 7,5 kilometer harus steril.
Pihaknya juga mewanti-wanti tidak ada lagi pendaki atau orang yang coba-coba nekat mendaki ke puncak. Hal itu sangat membahayakan.
Tidak hanya bagi orang yang mendaki, jika terjadi sesuatu tim penolong juga sulit melakukan evakuasi.
PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas vulkanologi dengan sejumlah peralatan yang dimiliki.
“Kami sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Magma bisa sewaktu-waktu keluar. Kami mohon masyarakat supaya mematuhi zona larangan yang ditentukan,” imbau Kasbani.
Meski begitu, PVMBG belum kembali menaikkan status ke level IV (Awas). Menurut Kasbani, perlu pantauan intensif kondisi terkini.
Dari aktivitas vulkanik belum menunjukkan adanya lonjakan kenaikan kegempaan. Tremor non-harmonik sebanyak 1, kali dengan amplitudo 2 mm dan durasi 36 detik.
Gempa vulkanik dalam sebanyak 2 kali dengan amplitudo 5-6 mm dan durasi 8-26 detik. Ditanya apakah hujan lebat yang terjadi sepekan terakhir memicu erupsi,
Kasbani mengatakan hujan tidak secara langsung memicu erupsi. “Kalau asap yang keluar di luar mungkin iya,” jelasnya.