SEMARAPURA– Penumpukan penumpang tidak terjadi lagi di wilayah Kecamatan Nusa Penida setelah fast boat boleh berlayar karena cuaca yang mendukung.
Begitu juga Kapal Roro (roll on-roll off) Nusa Jaya Abadi akhirnya bisa berlayar sesuai daya tampungnya dan truk-truk pengangkut berbagai kebutuhan pun bisa diseberangkan meski masih terjadi antrean.
Di tengah kelancaran lalu litas transportasi itu, hingga saat ini masih terdengar riak-riak sejumlah masyarakat yang mengeluhkan uang tiket kapal roronya belum kembali.
Pengawas Pelabuhan Rakyat Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Made Suardika, mengungkapkan,
melihat kondisi gelombang yang normal, layanan penyeberangan di pelabuhan kembali dibuka dan melayani sebanyak enam trip hingga siang kemarin.
“Tripnya normal seperti hari-hari biasa karena saat ini sudah banyak armada boat yang melayani para penumpang melalui tiga pelabuhan rakyat di Desa Kusamba.
Jadi tidak seperti kemarin yang karena sebelumnya ada penutupan selama dua hari dan baru dibuka Sabtu (21/7) sekitar pukul 12.15 sehingga ada 9 trip hingga sore,” ungkapnya.
Dengan diperbolehkannya penyeberangan menggunakan fast boat, Kepala UPT Penyeberangan Nusa Penida, I Dewa Gede Agus Suarmahendra mengungkapkan tidak terjadi penumpukan
penumpang di Kapal Roro Nusa Jaya Abadi sehingga pihaknya tidak dibuat pusing lagi dengan ulah para penumpang yang memaksa masuk ke kapal.
Kapal roro itu pun bisa menyeberangkan para penumpang dengan jumlah sesuai kapasitas begitupun dengan truk-truk yang sebelumnya tidak diberikan tempat akhirnya bisa menyeberang.
Meski begitu, antrean truk masih terjadi. “Jadi tidak terjadi penumpukan penumpang,” ujarnya. Meski transportasi laut bisa berjalan normal, riak-riak protes penumpang masih terdengar.
Ini lantaran belum dikembalikannya uang tiket roro yang mereka beli Sabtu (21/7) lalu. Warga Dusun Sebunibus, Desa Sakti, Nusa Penida, Wayan Pariawan,
mengungkapkan kekecewaannya, atas pelayanan petugas loket Kapal Roro Nusa Jaya Abadi di Pelabuhan Nusa Penida.
Setelah batal berangkat karena kelebihan penumpang, Sabtu (21/7), uang tiketnya sebesar Rp 30 ribu pun belum dikembalikan hingga kemarin.
“Saat diminta turun karena batal berangkat, saya dan penumpang lainnya langsung diarahkan ke loket karcis.
Tapi saat itu, tidak ada satu pun petugas loket untuk tukar tiket. Kami kan bingung bagaimana tukar tiket kami dengan uang,” katanya.
Melihat ketidakpastian itu, dan penyeberangan menggunakan fast boat dibuka, pihaknya pun kemudian memilih untuk menyeberangkan menggunakan fast boat hari itu juga dan mengeluarkan biaya lagi sebesar Rp 40 ribu.
“Dalam satu boat itu, jumlahnya sekitar 40 penumpang dan semuanya nasibnya seperti saya, uang tiket kami tidak dikembalikan.
Kalau saya tidak masalah nilainya, tapi bagaimana bentuk pelayanan dan tanggung jawabnya ke penumpang,” jerlasnya.
Namun, Kepala UPT Penyeberangan Nusa Penida, I Dewa Gede Agus Suarmahendra memiliki pembelaannya sendiri.
Ia mengaku sempat kesulitan menemui petugas syahbandar yang membawa nama-nama penumpang yang sudah membeli tiket.
Apalagi pembelian tiket pada saat itu juga difasilitasi oleh calo sehingga banyak penumpang yang merasa sudah membeli tiket namun belum memperoleh tiket.
“Kami sudah tugaskan petugas loket untuk mengembalikannya uang para penumpang. Bahkan kami sudah tunggu hingga pukul 15.00.
Saking kroditnya waktu itu, kami yang mengeluarkan tiket untuk sebanyak 300 penumpang harus mengembalikan uang pembelian tiket lebih dari itu. Kami melayani pengembalian uang tiket pada Sabtu (21/7),” tandasnya.