26.1 C
Jakarta
26 April 2024, 4:11 AM WIB

Ambil Bokor Dengan Cara Gali Kuburan, Pemulung Ini Mengaku…

SINGARAJA – Ulah nekat seorang pemulung bernama Anis Pujiono membongkar kuburan di Setra Banjar Adat Kajanan, Dusun Sanih, Desa Penglatan, Buleleng, kemarin, berbuntut panjang.

Dia diadili masyarakat setempat. Menurut Ketua BPD Desa Penglatan Nyoman Sukerena, Pujiono sempat dibawa ke Kantor Kepala Desa Penglatan untuk diamankan dari warga.

Di kantor Desa, Pujiono mengakui perbuatannya. Katanya, niat awalnya hanya ingin mencari rongsokan berupa paku dan kawat dari sisa pembakaran upakara pengabenan.

 “Iya, Ia (Pujiono), sempat diingatkan oleh pekerja proyek. Kemudian pekerja itu pergi untuk cari kopi. Setelah balik, pekerja melihat Pujiono  melakukan penggalian.

Nah, saya juga pas lewat saat itu, lalu saya ajak ke kantor desa,” ungkapnya. Pujiono juga mengaku, barang-barang yang didapatkannya itu rencananya akan dijual secara kiloan.

Biasanya, bokor tersebut memiliki nilai jual mencapai Rp 10 per kilonya. Selain itu, Pujiono juga tak mengetahui bahwa barang-barang yang diambilnya tersebut masih disakralkan.

“Saya tidak bongkar kuburan. Saya cari rombengan, ini tidak diam-diam saya lakukan. Saya lihat ada tumpukan di pembakarannya, saya korek ada bokor. Saya ambil pakai tangan, masukkan ke karung,” ungkap Pujiono

SINGARAJA – Ulah nekat seorang pemulung bernama Anis Pujiono membongkar kuburan di Setra Banjar Adat Kajanan, Dusun Sanih, Desa Penglatan, Buleleng, kemarin, berbuntut panjang.

Dia diadili masyarakat setempat. Menurut Ketua BPD Desa Penglatan Nyoman Sukerena, Pujiono sempat dibawa ke Kantor Kepala Desa Penglatan untuk diamankan dari warga.

Di kantor Desa, Pujiono mengakui perbuatannya. Katanya, niat awalnya hanya ingin mencari rongsokan berupa paku dan kawat dari sisa pembakaran upakara pengabenan.

 “Iya, Ia (Pujiono), sempat diingatkan oleh pekerja proyek. Kemudian pekerja itu pergi untuk cari kopi. Setelah balik, pekerja melihat Pujiono  melakukan penggalian.

Nah, saya juga pas lewat saat itu, lalu saya ajak ke kantor desa,” ungkapnya. Pujiono juga mengaku, barang-barang yang didapatkannya itu rencananya akan dijual secara kiloan.

Biasanya, bokor tersebut memiliki nilai jual mencapai Rp 10 per kilonya. Selain itu, Pujiono juga tak mengetahui bahwa barang-barang yang diambilnya tersebut masih disakralkan.

“Saya tidak bongkar kuburan. Saya cari rombengan, ini tidak diam-diam saya lakukan. Saya lihat ada tumpukan di pembakarannya, saya korek ada bokor. Saya ambil pakai tangan, masukkan ke karung,” ungkap Pujiono

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/