SINGARAJA – Para petani di Subak Tegal Kelurahan Liligundi sedang kelimpungan. Sebab saluran subak yang mengalir ke areal sawah dan perkebunan para petani tersumbat.
Petani pun kelimpungan karena tak bisa bercocok tanam. Masalah sumbatan di saluran subak itu sebenarnya masalah klasik bagi petani setempat.
Hampir setiap tahun mereka membersihkan saluran. Namun tahun ini, penyumbatan tergolong parah. Sudah sebulan lebih petani tak mendapat air bersih.
Kelian Subak Tegal Gusti Mangu Putu Oka mengatakan, saluran yang tersumbat itu terletak di perbatasan antara Kelurahan Beratan dan Kelurahan Sukasada.
Petani kesulitan membersihkan saluran tersebut, sebab saluran terletak di bawah Jalan Raya Singaraja – Denpasar.
“Di bawah jalan ini ada gorong-gorong. Salurannya ke Subak Tegal. Sekarang sudah 20 hari kami menunggu, tidak dapat air juga. Padahal, air dari hulu itu besar,” ungkap Kelian Subak Tegal, Gusti Mangku Putu Oka.
Dampaknya, sekitar enam hektare lahan pertanian tidak kebagian air. Total ada 56 orang petani yang kesulitan bercocok tanam, karena masalah tersebut.
Lebih lanjut Oka mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, petani masih bisa melakukan gotong royong melakukan pembersihan sumbatan aliran air.
Namun kini, petani sudah kesulitan melakukan pembersihan. Bahkan para petani sempat kehabisan kesabaran.
“Ya sempat tidak sabar, karena sudah terlalu lama tidak dapat air. Saya minta sabar, minta solusi dulu dari pak pemerintah,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra langsung mengecek kondisi saluran. Sutjidra sendiri kesulitan melakukan kondisi saluran secara langsung.
Karena sumbatan tidak terlihat dari tepi saluran. Terhadap kondisi tersebut, Sutjidra mengaku akan segera mengordinasikan masalah tersebut pada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII.
“Nanti Dinas PU juga saya minta bantu koordinasi masalah ini, biar langsung koordinasi ke balai jalan. Dari subak juga kami minta bersurat, sehingga cepat mendapat tanggapan dari balai,” kata Wabup Sutjidra.