SINGARAJA – Seorang siswa di Buleleng, terpaksa mengikuti Ujian Nasional (Unas) di RSU Kertha Usada Singaraja.
Siswa itu adalah Komang Desri Nanda, siswa kelas IX SMP PGRI 2 Buleleng. Ia dirawat di rumah sakit, karena menderita cedera kepala sedang.
Pagi kemarin (23/4), Komang Desri terpaksa mengikuti ujian nasional dengan peralatan seadanya. Ia mengerjakan soal di atas tempat tidur, dengan menggunakan sebuah alas khusus.
Soal-soal pun ia kerjakan seadanya, karena tidak sempat belajar sebelum menghadapi ujian.
“Jujur saja nggak nyaman pak. Situasinya nggak enak, ribut juga. Kemarin juga nggak belajar. Mau belajar juga nggak konsentrasi. Jadi saya ingat-ingat saja,” katanya.
Komang Desri dirawat di RSU Kertha Usada sejak Jumat (20/4) pekan lalu, karena cedera kepala sedang. Rencananya Desri mengajukan pulang ke rumah pagi kemarin.
Terlebih selang infus tak lagi tertancap di tangannya. Namun karena belum mendapat visite dokter, ia akhirnya memilih mengikuti ujian di rumah sakit.
Sementara itu, pelaksanaan ujian nasional di Kabupaten Buleleng, berjalan relatif lancar. Ujian dilangsungkan dalam dua metode berbeda.
Yakni Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dan Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Tercatat ada 28 SMP negeri dan swasta yang melangsungkan UNBK.
Itu pun hanya tiga sekolah yang melangsungkan secara mandiri, yakni SMPN 7 Singaraja, SMPN 1 Singaraja, dan SMPN 1 Seririt.
Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra mengatakan, pemerintah akan mengupayakan seluruh SMP negeri di Buleleng bisa melangsungkan UNBK secara mandiri.
Pemerintah akan mengalokasikan anggaran secara bertahap pada sekolah-sekolah. Tahun ini pemerintah baru menganggarkan pembelian komputer sebanyak 100 unit dengan nilai Rp 1 miliar.
“Tahun depan kami anggarkan Rp 3 miliar, sehingga 80 persen sekolah bisa menyelenggarakan UNBK mandiri. Jadi tidak menumpang lagi seperti sekarang ini.
Sisanya yang 20 persen, dua tahun lagi. Mudah-mudahan anggaran bisa mendukung,” kata Sutjidra saat meninjau UNBK di SMKN 3 Singaraja.
Sementara itu, data pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng menunjukkan, pada hari pertama ujian nasional ada 35 siswa yang tidak hadir.
Tiga orang diantaranya tidak hadir karena sakit, satu orang tanpa kejelasan, dan 31 orang lainnya menyatakan berhenti sekolah.