DENPASAR – Program ini sudah cukup lama bergulir. Kendati demikian, hingga kini, program Bank Sampah di Desa Sumerta Kelod, Denpasar tetap digemari warga. Bahkan, antusiasme warga untuk terlibat aktif dalam kegiatan “tabung-menabung” sampah ini terus meningkat.
Pasalnya, lewat kegiatan menabung sampah ini, warga punya penghasilan tambahan, sekaligus berpartisipasi aktif menjaga lingkungan tetap bersih.
Kepala Desa Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom mengatakan, program bank sampah yang dilegitimasi melalui Bank Sampah Tresna Sari ini menjadi kebiasaan rutin sekaligus unik bagi warga yang dipimpinnya.
Bagaimana tidak. Layaknya tabungan rekening pada umumnya, Bank Sampah Tresna Sari juga menyediakan buku tabungan sampah bagi warga yang menyetor sampah-sampah. Setoran sampah ini sendiri dijadwalkan setiap minggu pertama dan ketiga setiap bulannya.
“Jadi warga kami datang ke kantor desa untuk menyetor sampah-sampah yang mereka kumpulkan, ditimbang, lalu dicatatkan pada buku tabungan mereka masing-masing,” jelas Gung Ajik Anom, sapaan akrabnya.
Dari buku tabungan sampah itulah, tiap warga bisa menghitung sendiri nilai uang yang mereka tabung di Bank Sampah Tresna Sari. Pasalnya, dalam buku tabungan sampah dirinci jenis sampah berikut “upah” atas jasa penyetoran sampahnya.
“Program ini terbukti efektif memacu kesadaran warga untuk berlomba-lomba mengumpulkan dan menyetorkan sampah, sekaligus secara otomatis menjaga lingkungan tetap bersih dan terawat. Kami akan pertahankan dan kalau perlu ditingkatkan untuk program ini,” papar Gusti Ngurah Anom. (yog)