RadarBali.com – Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta mengungkapkan banyak pengungsi yang masih tercecer di rumah warga. Bahkan, data pengungsi di Klungkung pun diakui belum akurat.
“Banyak pengungsi pindah ke posko lain tanpa lapor. Ada juga yang di posko lain pindah ke GOR Swecapura tidak tercatat,” jelasnya.
Bupati Suwirta yang turun langsung mendata pengungsi itu mengaku terharu dengan rasa solidaritas warga Klungkung.
Ini karena semua banjar dan sekaa teruna siap memasak dan menerima pengungsi. “Ternyata rasa kemanusiaan dan tenggang rasa masih kuat. Saya benar-benar terenyuh,” papar Bupati asal Nusa Penida itu.
Dia juga, melarang siswa dan guru turun di tepi jalan meminta sumbangan. Sebab, semua biaya ditanggung pemerintah daerah dan pusat.
Kementerian Sosial menyatakan siap bersama menanggung biaya pengungsi Gunung Agung. Sementara Pemkab Klungkung sudah menyiapkan dana Rp 1,5 miliar untuk tanggap darurat.
“Dana Rp 1,5 miliar ini sudah siap digunakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan,” terang Suwirta. Lebih lanjut dijelaskan, fokus utama pengungsian di Klungkung yaitu kebutuhan utama beras dan makanan bayi.
Hal lain yang dikhawatirkan Suwirta adalah dampak dari letusan Gunung Agung. Menurut Suwirta, jika Gunung Agug meletus maka air bersih bisa terganggu. Ini karena sumber mata air berasal dari Gunung Agung.