25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:46 AM WIB

Hamil Tua dan Lumpuh Total, Pengungsi Dievakuasi ke RSUD Buleleng

RadarBali.com – Peningkatan status Gunung Agung dari waspada menjadi awas, membuat banyak pihak kelabakan.

Para pengungsi yang sudah bermukim di pengungsian pun panik. Gelombang pengungsi pun terus berdatangan ke Kabupaten Buleleng.

Beberapa pengungsi yang tinggal di tenda pengungsian di Desa Les, bahkan ada yang dievakuasi ke RSUD Buleleng.

Pengungsi itu adalah Ni Wayan Tangkih, 36, warga Banjar Dinas Perasan, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Tangkih terpaksa dievakuasi, karena hamil tua.

Petugas Pos Kesehatan Lapangan Pengungsian Les, menyebutkan Wayan Tangkih sudah melewati waktu prediksi kelahiran.

Semula Tangkih dijadwalkan melahirkan pada 3 September. Hingga kemarin, ia belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

“Kami rekomendasikan rujuk ke RSUD Buleleng. Supaya dicek kondisi air ketubannya bagaimana. Kalau memang tidak ada tanda-tanda, kami rekomendasikan operasi caesar saja,” kata Inti Indah, koordinator petugas kesehatan di Pengungsian Les, saat ditemui di pengungsian.

Ada pula Nengah Minggu, 45, warga Banjar Dinas Kayuaya, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Nengah Minggu yang mengalami lumpuh sejak 11 tahun silam, dievakuasi Jumat (22/9) malam.

Semula pihak desa mengevakuasi Minggu ke RS Pratama Kubu. Namun setelah terjadi peningkatan status, kepanikan pun terjadi.

Sebagian besar staf tinggal di daerah terdampak, memilih pulang dan menyelamatkan keluarganya terlebih dulu.

Sementara Minggu dievakuasi ke Pos Kesehatan Pengungsian Les dan dirawat petugas di sana. Petugas medis RS Pratama yang tinggal di wilayah Tianyar pun digeser ke pos kesehatan Desa Les.

“Kami-kami yang sekarang tugas di sini, kebetulan tinggal di barat. Jadi dekat dengan pengungsian. Teman-teman lainnya masuk di zona. Jadi mereka menyelamatkan diri dulu. Rumah sakit juga tutup, karena ada di zona merah,” imbuh Inti Indah.

RadarBali.com – Peningkatan status Gunung Agung dari waspada menjadi awas, membuat banyak pihak kelabakan.

Para pengungsi yang sudah bermukim di pengungsian pun panik. Gelombang pengungsi pun terus berdatangan ke Kabupaten Buleleng.

Beberapa pengungsi yang tinggal di tenda pengungsian di Desa Les, bahkan ada yang dievakuasi ke RSUD Buleleng.

Pengungsi itu adalah Ni Wayan Tangkih, 36, warga Banjar Dinas Perasan, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Tangkih terpaksa dievakuasi, karena hamil tua.

Petugas Pos Kesehatan Lapangan Pengungsian Les, menyebutkan Wayan Tangkih sudah melewati waktu prediksi kelahiran.

Semula Tangkih dijadwalkan melahirkan pada 3 September. Hingga kemarin, ia belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

“Kami rekomendasikan rujuk ke RSUD Buleleng. Supaya dicek kondisi air ketubannya bagaimana. Kalau memang tidak ada tanda-tanda, kami rekomendasikan operasi caesar saja,” kata Inti Indah, koordinator petugas kesehatan di Pengungsian Les, saat ditemui di pengungsian.

Ada pula Nengah Minggu, 45, warga Banjar Dinas Kayuaya, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu. Nengah Minggu yang mengalami lumpuh sejak 11 tahun silam, dievakuasi Jumat (22/9) malam.

Semula pihak desa mengevakuasi Minggu ke RS Pratama Kubu. Namun setelah terjadi peningkatan status, kepanikan pun terjadi.

Sebagian besar staf tinggal di daerah terdampak, memilih pulang dan menyelamatkan keluarganya terlebih dulu.

Sementara Minggu dievakuasi ke Pos Kesehatan Pengungsian Les dan dirawat petugas di sana. Petugas medis RS Pratama yang tinggal di wilayah Tianyar pun digeser ke pos kesehatan Desa Les.

“Kami-kami yang sekarang tugas di sini, kebetulan tinggal di barat. Jadi dekat dengan pengungsian. Teman-teman lainnya masuk di zona. Jadi mereka menyelamatkan diri dulu. Rumah sakit juga tutup, karena ada di zona merah,” imbuh Inti Indah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/