SINGARAJA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, mengajukan penambahan mesin PCR atau polymerase chain reaction. Satgas menargetkan mendapat bantuan dua unit alat lagi. Dengan penambahan alat tersebut, Satgas meyakini penanganan covid-19 di Kabupaten Buleleng akan berjalan dengan lebih optimal.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, saat ini kapasitas mesin PCR yang ada di RSUD Buleleng masih sangat terbatas. Kapasitasnya hanya sebanyak 90 sampel per hari.
Selama ini mesin itu hanya dioptimalkan untuk uji sampel dari para pasien, maupun untuk melakukan pengujian sampel bagi warga yang masuk kategori suspek maupun kontak erat.
Menurut Suyasa, saat ini pihaknya membutuhkan penambahan mesin PCR itu untuk menguji lebih banyak spesimen. Terutama dari kelompok yang masuk kategori kontak erat. Mengingat jumlahnya cukup banyak.
Bila mengacu data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng yang dirilis pada Rabu (23/12) lalu, secara kumulatif tercatat ada 8.269 orang yang masuk kategori kontak erat di Buleleng. Dari jumlah tersebut, sebanyak 456 orang diantaranya dinyatakan terkonfirmasi positif. Selain itu ada 259 orang lainnya yang masih menjalani karantina mandiri.
Dari hasil kajian direksi di RSUD Buleleng, maka penambahan mesin PCR akan dapat mengoptimalkan penelusuran kasus terkonfirmasi positif covid-19. Hal ini juga akan mempermudah kerja petugas surveillance yang melakukan penelusuran kasus.
Suyasa menyebut, saat ini setidaknya dibutuhkan dua buah alat uji PCR lagi. Apabila mendapatkan tambahan alat, sebanyak satu unit akan ditempatkan di RSUD Buleleng. Sementara alat lainnya ditempatkan di Laboratorium Mikrobiologi milik Dinas Kesehatan Buleleng.
“Ini akan mempercepat dan memudahkan proses tracing. Kalau jumlah spesimennya banyak, kan bisa hitungan jam saja sudah dapat hasil. Dari sisi ruangan sudah siap. Kalau SDM, tinggal melatih saja. Kami sudah siap untuk itu,” tegasnya.