29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:50 AM WIB

Belum Setahun, Bangunan Baru Balai Desa Adat Selat Retak

SEMARAPURA– Meski belum berumur setahun, bangunan baru Balai Desa Adat Selat, Kecamatan Klungkung yang mulai dibangun April 2018 lalu sudah terlihat retak.

Bahkan akibat retak, gedung baru yang dibangun dengan anggaran Rp 400 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun tanpa finishing sejak akhir Desember 2018 terpaksa dipasang baja penyangga untuk mengantisipasi agar tidak ambruk.

Bendesa Selat Kadek Jiwa saat ditemui, Senin (25/2) membenarkan dengan kondisi retaknya bangunan balai desa.

Hanya saja, kata Kadek Jiwa, retaknya bangunan baru balai desa bukan disebabkan karena perencanaan yang tidak sesuai.

Melainkan, retaknya bangunan baru itu, lebih karena akibat atau dampak gempa yang mengguncang Klungkung beberapa bulan lalu.

“Retakan-retakan yang muncul di bagian wantilan itu pun akhirnya menimbulkan kekhawatiran sehingga akhirnya diputuskan untuk dipasang sejumlah baja penyangga. Karena anggarannya hanya cukup untuk bangunan, akhirnya kami berhutang untuk membeli baja itu sekitar Rp 19 juta,” katanya.

Terkait kelanjutan finishing balai desa itu, kata Jiwa, hal itu masih dipikirkan oleh pihak panitia. Sebab untuk meminta iuran kepada warga Desa Adat Selat tidak mungkin dilakukan jika melihat kondisi warga.

SEMARAPURA– Meski belum berumur setahun, bangunan baru Balai Desa Adat Selat, Kecamatan Klungkung yang mulai dibangun April 2018 lalu sudah terlihat retak.

Bahkan akibat retak, gedung baru yang dibangun dengan anggaran Rp 400 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun tanpa finishing sejak akhir Desember 2018 terpaksa dipasang baja penyangga untuk mengantisipasi agar tidak ambruk.

Bendesa Selat Kadek Jiwa saat ditemui, Senin (25/2) membenarkan dengan kondisi retaknya bangunan balai desa.

Hanya saja, kata Kadek Jiwa, retaknya bangunan baru balai desa bukan disebabkan karena perencanaan yang tidak sesuai.

Melainkan, retaknya bangunan baru itu, lebih karena akibat atau dampak gempa yang mengguncang Klungkung beberapa bulan lalu.

“Retakan-retakan yang muncul di bagian wantilan itu pun akhirnya menimbulkan kekhawatiran sehingga akhirnya diputuskan untuk dipasang sejumlah baja penyangga. Karena anggarannya hanya cukup untuk bangunan, akhirnya kami berhutang untuk membeli baja itu sekitar Rp 19 juta,” katanya.

Terkait kelanjutan finishing balai desa itu, kata Jiwa, hal itu masih dipikirkan oleh pihak panitia. Sebab untuk meminta iuran kepada warga Desa Adat Selat tidak mungkin dilakukan jika melihat kondisi warga.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/