25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:52 AM WIB

KM Carnival Splendor Angkut PMI Bali Terdampar di Perairan Karangasem

DENPASAR – Dampak penutupan Pelabuhan dan Bandara oleh Kementerian Perhubungan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 berbuntut panjang.

KM Carnival Splendor yang membawa 327 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Australia gagal bersandar di Pelabuhan Benoa.

Kini kapal berbendara Panama yang membawa 188 pekerja migran asal Bali ini terdampar di perairan Karangasem Bali.

Menurut informasi, kapal yang dinakhodai Binaci asal Italia tersebut awalnya bertolak ke Batam, Kepulauan Riau.

Namun, disana kapal tersebut ditolak oleh pihak otoritas pelabuhan setempat. Akhirnya, pada Minggu (19/4) kapal tersebut diizinkan masuk ke Bali.

Mirisnya, saat tiba di perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (23/4/2020) sekitar pukul 11.00 Wita, kapal justru ditolak saat akan masuk perairan Bali.

Penolakan itu dinilai tidak jelas. “Karena itu saat ini mereka masih binggung tidak bisa masuk ke Bali. Padahal, mereka sudah berkoordinasi

dengan instansi terkait namun tidak direspons hingga detik ini,” beber crew KM Carnival Splendor I Nengah Satwika.

“Kini kami terombang ambing di sini (perairan Karangasem) sudah seminggu. Kami sudah minta tolong ke instansi terkait tapi tidak ada respons,” ujarnya saat dihubungi via telpon.

Satwika menjelaskan, kapal yang ditumpanginya ini mengangkut 327 pekerja migran dari Australia. Selebihnya 188 adalah warga Bali.

Ratusan warga Bali ini pulang ingin melihat kampung halamanya karena terkena dampak Covid-19. Di atas kapal tersebut juga ada beberapa pilot dan crew pesawat salah satu penerbangan.

Mereka tidak bisa pulang lewat udara karena bandara ditutup. Jadi mereka dari Australia naik kapal Carnival Splendor menuju Bali.

Menurut Satwika, bila mereka diperbolehkan masuk ke Bali, mereka sudah sepakat akan patuh untuk menjalani karantina di Bali. 

Ia mengaku, sejuh ini kesehatan mereka secara keseluruhan baik-baik saja. Pun nantinya jika diterima masuk Bali, mereka berjanji mengikuti anjuran pemerintah.

“Kami hanya mohon kapal bisa masuk ke Bali, kami rindu sanak saudara dan kampung halaman,” pintanya. Terkait dengan ini, Pihak Pelabuhan Benoa belum bisa dikonfirmasi.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Agustinus Maun sampai berita ini diterbitkan, belum merespons konfirmasi Jawa Pos Radar Bali. 

DENPASAR – Dampak penutupan Pelabuhan dan Bandara oleh Kementerian Perhubungan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 berbuntut panjang.

KM Carnival Splendor yang membawa 327 pekerja migran Indonesia (PMI) dari Australia gagal bersandar di Pelabuhan Benoa.

Kini kapal berbendara Panama yang membawa 188 pekerja migran asal Bali ini terdampar di perairan Karangasem Bali.

Menurut informasi, kapal yang dinakhodai Binaci asal Italia tersebut awalnya bertolak ke Batam, Kepulauan Riau.

Namun, disana kapal tersebut ditolak oleh pihak otoritas pelabuhan setempat. Akhirnya, pada Minggu (19/4) kapal tersebut diizinkan masuk ke Bali.

Mirisnya, saat tiba di perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (23/4/2020) sekitar pukul 11.00 Wita, kapal justru ditolak saat akan masuk perairan Bali.

Penolakan itu dinilai tidak jelas. “Karena itu saat ini mereka masih binggung tidak bisa masuk ke Bali. Padahal, mereka sudah berkoordinasi

dengan instansi terkait namun tidak direspons hingga detik ini,” beber crew KM Carnival Splendor I Nengah Satwika.

“Kini kami terombang ambing di sini (perairan Karangasem) sudah seminggu. Kami sudah minta tolong ke instansi terkait tapi tidak ada respons,” ujarnya saat dihubungi via telpon.

Satwika menjelaskan, kapal yang ditumpanginya ini mengangkut 327 pekerja migran dari Australia. Selebihnya 188 adalah warga Bali.

Ratusan warga Bali ini pulang ingin melihat kampung halamanya karena terkena dampak Covid-19. Di atas kapal tersebut juga ada beberapa pilot dan crew pesawat salah satu penerbangan.

Mereka tidak bisa pulang lewat udara karena bandara ditutup. Jadi mereka dari Australia naik kapal Carnival Splendor menuju Bali.

Menurut Satwika, bila mereka diperbolehkan masuk ke Bali, mereka sudah sepakat akan patuh untuk menjalani karantina di Bali. 

Ia mengaku, sejuh ini kesehatan mereka secara keseluruhan baik-baik saja. Pun nantinya jika diterima masuk Bali, mereka berjanji mengikuti anjuran pemerintah.

“Kami hanya mohon kapal bisa masuk ke Bali, kami rindu sanak saudara dan kampung halaman,” pintanya. Terkait dengan ini, Pihak Pelabuhan Benoa belum bisa dikonfirmasi.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Agustinus Maun sampai berita ini diterbitkan, belum merespons konfirmasi Jawa Pos Radar Bali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/