25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:15 AM WIB

EcoBali Tambah Fasilitas Pengelolaan Sampah untuk Kelola 16 Ton Sampah Plastik Per Hari

BADUNG, radarbali.id- Sejak 2006 EcoBali memfokuskan diri untuk mengelola sampah anorganik di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Kini EcoBali membuka fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022).

Dengan penambahan kapasitas di tempat baru ini, ditargetkan EcoBali dapat mengelola sampah mencapai hingga 16 ton sampah anorganik per hari.

Sebelumnya, EcoBali mengelola sampah dengan kapasitas 3.5-5 ton per hari. Setelah dibukanya fasilitas pengelolaan sampah anorganik yang baru ini, EcoBali mengembangkan sayap jaringannya ke beberapa pihak.

Bekerjasama dengan TPS3R, Bank Sampah, sektor bisnis dan lembaga informal lainnya. Sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah di Bali untuk pengelolaan sampah anorganik.

PEMILAHAN SAMPAH: Tim EcoBali saat memperlihatkan proses pemilahan sampah plastik kepada tamu undangan pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)
PEMILAHAN SAMPAH: Tim EcoBali saat memperlihatkan proses pemilahan sampah plastik kepada tamu undangan pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)

I Ketut Mertaadi, Direktur EcoBali menyebutkan hal ini menjadi salah satu upaya untuk ikut mendukung implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomer 47 tahun 2019 tentang Pemilahan Sampah Berbasis Sumber.

Melalui pengembangan fasilitas pengelolaan sampah plastik ini, EcoBali akan melakukan pemilahan jenis sampah plastik lebih spesifik. Saat ini EcoBali sudah memilah lebih dari 30 kategori sampah plastik. Hasil pengelolaan dan pemilahan sampah ini dibawa ke pabrik pengolahan sampah plastik yang berada di luar Bali.

Untuk memperluas jangkauan penangaan sampah plastik, EcoBali menjalin kerjasama dengan Desa Tibubeneng melalui Gerakan memilah sampah plastik dari warung dan toko. Gerakan ini menjadi solusi yang lebih baik untuk pengelolaan sampah plastik termasuk plastik yang bernilai rendah.

“Mulai dari warung dulu, setelah itu akan diperluas ke masyarakat melalui optimalisasi bank sampah, kerjasama pengelolaan sampah plastik di pasar dan unit bisnis yang ada di desa sehingga semua bisa tertangani,” sebut Mertaadi.

FOTO BERSAMA: Foto bersama usai pembukaan fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)
FOTO BERSAMA: Foto bersama usai pembukaan fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)

Dari pengembangan fasilitas dan kolaborasi ini EcoBali bersama dengan Desa Tibubeneng ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumber dan mendaur ulang untuk mengurangi sampah yang dibawa ke TPA.

Kerjasama ini juga bertujuan untuk mendukung program Desa Tibubeneng BERTALENTA dengan memberi solusi kepada masyarakat khususnya pemilik warung/toko untuk dapat berkontribusi langsung dalam pengelolaan sampah yang bertanggungjawab.

Sementara itu, Drs. I Wayan Puja selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung memberikan dukungan terhadap EcoBali karenabl membuka fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali.

“Launching bank sampah induk ini luar biasa. Ini tentu meringankan beban kita sekaligus beban anggaran pemerintah berkurangan untuk pengelolaan sampah,” ungkapnya.

Puja melihat peran pemerintah secara regulasi, masyarakat dan juga pihak Desa Adat untuk pemilahan sampah secara mandiri mulai dari rumah ini sangat penting dilakukan saat ini. Kesadaran ini harus segera dibangkitkan, sebab semakin hari jumlah sampah semakin tinggi. Di Badung sendiri menghasilkan 400 ton sampah sehari dan 231 tonnya dibawa ke TPA.

“Ini yang kami harapkan ya (pemilahan sampah dan pengelolaan sampah secara mandiri di Kabupaten Badung). Apalagi sekarang ini ada wacana TPA Suwung akan ditutup. Tak ada pilihan lagi untuk kita (masyarakat, pemerintah dan pihak desa) bergerak untuk menangani sampah,” pungkasnya. (ara)






Reporter: I Wayan Widyantara

BADUNG, radarbali.id- Sejak 2006 EcoBali memfokuskan diri untuk mengelola sampah anorganik di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Kini EcoBali membuka fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022).

Dengan penambahan kapasitas di tempat baru ini, ditargetkan EcoBali dapat mengelola sampah mencapai hingga 16 ton sampah anorganik per hari.

Sebelumnya, EcoBali mengelola sampah dengan kapasitas 3.5-5 ton per hari. Setelah dibukanya fasilitas pengelolaan sampah anorganik yang baru ini, EcoBali mengembangkan sayap jaringannya ke beberapa pihak.

Bekerjasama dengan TPS3R, Bank Sampah, sektor bisnis dan lembaga informal lainnya. Sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah di Bali untuk pengelolaan sampah anorganik.

PEMILAHAN SAMPAH: Tim EcoBali saat memperlihatkan proses pemilahan sampah plastik kepada tamu undangan pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)
PEMILAHAN SAMPAH: Tim EcoBali saat memperlihatkan proses pemilahan sampah plastik kepada tamu undangan pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)

I Ketut Mertaadi, Direktur EcoBali menyebutkan hal ini menjadi salah satu upaya untuk ikut mendukung implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomer 47 tahun 2019 tentang Pemilahan Sampah Berbasis Sumber.

Melalui pengembangan fasilitas pengelolaan sampah plastik ini, EcoBali akan melakukan pemilahan jenis sampah plastik lebih spesifik. Saat ini EcoBali sudah memilah lebih dari 30 kategori sampah plastik. Hasil pengelolaan dan pemilahan sampah ini dibawa ke pabrik pengolahan sampah plastik yang berada di luar Bali.

Untuk memperluas jangkauan penangaan sampah plastik, EcoBali menjalin kerjasama dengan Desa Tibubeneng melalui Gerakan memilah sampah plastik dari warung dan toko. Gerakan ini menjadi solusi yang lebih baik untuk pengelolaan sampah plastik termasuk plastik yang bernilai rendah.

“Mulai dari warung dulu, setelah itu akan diperluas ke masyarakat melalui optimalisasi bank sampah, kerjasama pengelolaan sampah plastik di pasar dan unit bisnis yang ada di desa sehingga semua bisa tertangani,” sebut Mertaadi.

FOTO BERSAMA: Foto bersama usai pembukaan fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)
FOTO BERSAMA: Foto bersama usai pembukaan fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali pada Kamis (25/8/2022). (I Wayan Widyantara/Radar Bali)

Dari pengembangan fasilitas dan kolaborasi ini EcoBali bersama dengan Desa Tibubeneng ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumber dan mendaur ulang untuk mengurangi sampah yang dibawa ke TPA.

Kerjasama ini juga bertujuan untuk mendukung program Desa Tibubeneng BERTALENTA dengan memberi solusi kepada masyarakat khususnya pemilik warung/toko untuk dapat berkontribusi langsung dalam pengelolaan sampah yang bertanggungjawab.

Sementara itu, Drs. I Wayan Puja selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung memberikan dukungan terhadap EcoBali karenabl membuka fasilitas pemilahan sampah kedua di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Bali.

“Launching bank sampah induk ini luar biasa. Ini tentu meringankan beban kita sekaligus beban anggaran pemerintah berkurangan untuk pengelolaan sampah,” ungkapnya.

Puja melihat peran pemerintah secara regulasi, masyarakat dan juga pihak Desa Adat untuk pemilahan sampah secara mandiri mulai dari rumah ini sangat penting dilakukan saat ini. Kesadaran ini harus segera dibangkitkan, sebab semakin hari jumlah sampah semakin tinggi. Di Badung sendiri menghasilkan 400 ton sampah sehari dan 231 tonnya dibawa ke TPA.

“Ini yang kami harapkan ya (pemilahan sampah dan pengelolaan sampah secara mandiri di Kabupaten Badung). Apalagi sekarang ini ada wacana TPA Suwung akan ditutup. Tak ada pilihan lagi untuk kita (masyarakat, pemerintah dan pihak desa) bergerak untuk menangani sampah,” pungkasnya. (ara)






Reporter: I Wayan Widyantara

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/