28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:58 AM WIB

Cewek-cewek Baku Hantam Rebutan Cowok, Kata P2TP2A Ini Pemicunya

SINGARAJA – Orang tua diminta lebih memerhatikan penggunaan gadget pada anak. Terutama gadget yang berupa ponsel.

Sebab alat tersebut bisa menjadi gerbang anak menjadi korban kejahatan maupun sebagai pelaku kejahatan.

Hal itu diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Made Ricko Wibawa saat dihubungi kemarin (25/2).

Ricko menyebut viralnya video kekerasan yang melibatkan remaja di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno yang terjadi beberapa hari lalu, juga berawal dari kesalahan penggunaan gadget yang dilakukan anak.

Menurutnya dalam situasi kekerasan yang melibatkan anak, kesalahan bisa jadi berada pada orang tua.

Terutama dalam pengawasan. Entah itu pengawasan dalam pergaulan maupun penggunaan ponsel.

Ia menyebut saat ini di ponsel banyak konten-konten yang bernuansa kekerasan. Apabila tidak dilakukan pengawasan dengan ketat, bukan tidak mungkin anak akan menyaksikan konten tersebut.

Sehingga mereka juga berpotensi meniru tindakan kekerasan tersebut. Selain itu anak juga belum siap memanfaatkan sosial media.

“Contohnya fenomena perkelahian yang kemarin itu. Anak itu merekam video, kemudian langsung mengunggahnya begitu saja. Mereka pikirannya sederhana saja, biar viral.

Tapi tidak memikirkan dampak selanjutnya. Karena pada prinsipnya, anak itu memang belum siap menggunakan media sosial,” kata Ricko.

Saat ini hal yang dapat dilakukan orang tua adalah melakukan edukasi pemanfaatan ponsel secara sehat.

Ponsel sebenarnya dapat digunakan untuk membantu kegiatan sekolah maupun untuk mencari informasi-informasi yang benar.

Namun nyatanya, tanpa pengawasan dari orang tua, ponsel kerap disalahgunakan. Ricko menyebut P2TP2A bahkan pernah menemukan kasus orang tua yang tak bisa mengakses ponsel anaknya, karena dipasangi password.

Padahal ponsel itu dibelikan oleh orang tua. Banyak pula orang tua yang tak mengetahui anaknya memiliki media sosial, sehingga tidak bisa melakukan pengawasan.

“Temuan kami, hampir semua peristiwa, entah itu anak sebagai korban maupun pelaku, berawal dari gadget.

Jadi perkenalan lewat ponsel, janjian lewat ponsel, mempertontonkan kekerasan lewat ponsel, pornografi dari ponsel, perundungan juga dari ponsel.

Jadi masalahnya memang di sana. Harus ada edukasi pemanfaatan ponsel yang sehat,” tukasnya. 

SINGARAJA – Orang tua diminta lebih memerhatikan penggunaan gadget pada anak. Terutama gadget yang berupa ponsel.

Sebab alat tersebut bisa menjadi gerbang anak menjadi korban kejahatan maupun sebagai pelaku kejahatan.

Hal itu diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Made Ricko Wibawa saat dihubungi kemarin (25/2).

Ricko menyebut viralnya video kekerasan yang melibatkan remaja di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno yang terjadi beberapa hari lalu, juga berawal dari kesalahan penggunaan gadget yang dilakukan anak.

Menurutnya dalam situasi kekerasan yang melibatkan anak, kesalahan bisa jadi berada pada orang tua.

Terutama dalam pengawasan. Entah itu pengawasan dalam pergaulan maupun penggunaan ponsel.

Ia menyebut saat ini di ponsel banyak konten-konten yang bernuansa kekerasan. Apabila tidak dilakukan pengawasan dengan ketat, bukan tidak mungkin anak akan menyaksikan konten tersebut.

Sehingga mereka juga berpotensi meniru tindakan kekerasan tersebut. Selain itu anak juga belum siap memanfaatkan sosial media.

“Contohnya fenomena perkelahian yang kemarin itu. Anak itu merekam video, kemudian langsung mengunggahnya begitu saja. Mereka pikirannya sederhana saja, biar viral.

Tapi tidak memikirkan dampak selanjutnya. Karena pada prinsipnya, anak itu memang belum siap menggunakan media sosial,” kata Ricko.

Saat ini hal yang dapat dilakukan orang tua adalah melakukan edukasi pemanfaatan ponsel secara sehat.

Ponsel sebenarnya dapat digunakan untuk membantu kegiatan sekolah maupun untuk mencari informasi-informasi yang benar.

Namun nyatanya, tanpa pengawasan dari orang tua, ponsel kerap disalahgunakan. Ricko menyebut P2TP2A bahkan pernah menemukan kasus orang tua yang tak bisa mengakses ponsel anaknya, karena dipasangi password.

Padahal ponsel itu dibelikan oleh orang tua. Banyak pula orang tua yang tak mengetahui anaknya memiliki media sosial, sehingga tidak bisa melakukan pengawasan.

“Temuan kami, hampir semua peristiwa, entah itu anak sebagai korban maupun pelaku, berawal dari gadget.

Jadi perkenalan lewat ponsel, janjian lewat ponsel, mempertontonkan kekerasan lewat ponsel, pornografi dari ponsel, perundungan juga dari ponsel.

Jadi masalahnya memang di sana. Harus ada edukasi pemanfaatan ponsel yang sehat,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/