28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:50 AM WIB

Bengkel Mebel dan Sanggah Terbakar, Kelian Blahtanah Rugi Rp 1 Miliar

GIANYAR – Keheningan malam Rabu dini hari (4/4) kemarin di Banjar Blahtanah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati terganggu.

Sebuah bengkel mebel milik I Putu Artha dilaporkan terbakar. Warga bersama petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan si jago merah.

Dalam dua jam kobaran api bisa dijinakkan, namun seisi mebel dan sanggah hangus terbakar. Ditemui usai kejadian, I Putu Artha, menceritakan musibah yang dialami keluarganya.

 “Saya dapat telpon jam 02.00 kalau ada kebakaran di gudang,” ujar Putu Artha yang langsung bergegas pulang. Sampai di bengkel mebel, api sudah berkobar sangat besar.

“Dugaan kami karena konslet di dalam. Kebetulan di dalam ada barang mudah terbakar, ada kertas dan lemari yang baru datang dari Jawa,” jelas Artha yang juga Kelian Dinas Banjar Blahtanah itu.

Posisi bengkel seluas 10 x 15 meter itu berada di pinggir jalan. Bengkel itu merupakan tempat memoles furniture semi finishing.

Bersama sejumlah pekerja, pemilik bengkel menyelesaikan pengerjaan akhir dari mebel yang telah dipesan.

Kemudian dibawa ke toko di wilayah Jalan Raya Batuan Sukawati. Di belakang bengkel ada sanggah dan tempat tinggal bergaya Bali.

“Sekarang baru datang lemari dari Jawa. Nilainya tidak sampai Rp 50 juta. Mebel semuanya hangus, tersisa beberapa lemari belum dipoles,” ungkapnya.

Artha mengaku biaya yang mahal ada pada kerugian sanggah miliknya.  “Bangunan saya dan sanggah yang mahal,” keluhnya.

Posisi sanggah itu berada di belakang bengkel yang berkobar. “Jadi atap palinggih taksu saya kena percikan api, sampai hangus,” ujarnya.

Ditaksir akibat kejadian tersebut, pihaknya mengaku mengalami kerugian hingga mencapai Rp 1 miliar. “Namanya musibah, mau gimana lagi,” terangnya.

Saat kejadian, yang ada dipikiran Artha adalah cucu di rumah, yang lokasinya di belakang bengkel. “Waktu kejadian itu, pikiran saya, cucu gimana. Karena cucu itu masih kecil,” ungkapnya.

Kini, yang dipikirkan Artha adalah membersihkan puing-puing kebakaran. Termasuk akan membangun kembali palinggih yang terkena api.

“Nanti saya minta petunjuk dulu. Kami akan adakan upacara dari yang terkecil dulu,” tukasnya. Sementara itu, petugas PLN Kabupaten Gianyar, langsung turun ke lokasi kejadian. Kebetulan di depan bengkel mebel itu terdapat tiang listrik.

Petugas PLN melepas setiap kabel yang membentang di tiang yang tampak gosong.

GIANYAR – Keheningan malam Rabu dini hari (4/4) kemarin di Banjar Blahtanah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati terganggu.

Sebuah bengkel mebel milik I Putu Artha dilaporkan terbakar. Warga bersama petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan si jago merah.

Dalam dua jam kobaran api bisa dijinakkan, namun seisi mebel dan sanggah hangus terbakar. Ditemui usai kejadian, I Putu Artha, menceritakan musibah yang dialami keluarganya.

 “Saya dapat telpon jam 02.00 kalau ada kebakaran di gudang,” ujar Putu Artha yang langsung bergegas pulang. Sampai di bengkel mebel, api sudah berkobar sangat besar.

“Dugaan kami karena konslet di dalam. Kebetulan di dalam ada barang mudah terbakar, ada kertas dan lemari yang baru datang dari Jawa,” jelas Artha yang juga Kelian Dinas Banjar Blahtanah itu.

Posisi bengkel seluas 10 x 15 meter itu berada di pinggir jalan. Bengkel itu merupakan tempat memoles furniture semi finishing.

Bersama sejumlah pekerja, pemilik bengkel menyelesaikan pengerjaan akhir dari mebel yang telah dipesan.

Kemudian dibawa ke toko di wilayah Jalan Raya Batuan Sukawati. Di belakang bengkel ada sanggah dan tempat tinggal bergaya Bali.

“Sekarang baru datang lemari dari Jawa. Nilainya tidak sampai Rp 50 juta. Mebel semuanya hangus, tersisa beberapa lemari belum dipoles,” ungkapnya.

Artha mengaku biaya yang mahal ada pada kerugian sanggah miliknya.  “Bangunan saya dan sanggah yang mahal,” keluhnya.

Posisi sanggah itu berada di belakang bengkel yang berkobar. “Jadi atap palinggih taksu saya kena percikan api, sampai hangus,” ujarnya.

Ditaksir akibat kejadian tersebut, pihaknya mengaku mengalami kerugian hingga mencapai Rp 1 miliar. “Namanya musibah, mau gimana lagi,” terangnya.

Saat kejadian, yang ada dipikiran Artha adalah cucu di rumah, yang lokasinya di belakang bengkel. “Waktu kejadian itu, pikiran saya, cucu gimana. Karena cucu itu masih kecil,” ungkapnya.

Kini, yang dipikirkan Artha adalah membersihkan puing-puing kebakaran. Termasuk akan membangun kembali palinggih yang terkena api.

“Nanti saya minta petunjuk dulu. Kami akan adakan upacara dari yang terkecil dulu,” tukasnya. Sementara itu, petugas PLN Kabupaten Gianyar, langsung turun ke lokasi kejadian. Kebetulan di depan bengkel mebel itu terdapat tiang listrik.

Petugas PLN melepas setiap kabel yang membentang di tiang yang tampak gosong.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/