GIANYAR – Saat menyalurkan truk sampah di Desa Bakbakan, Kecamatan Gianyar, Bupati Gianyar, Made Mahayastra membeberkan capaiannya selama dua tahun menjabat.
Banyak pembangunan dilakukan. Ada yang memuji. Namun ada yang mengkritisi. Dihadapan Sekda Made Gede Wisnu Wijaya;
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ni Made Mirnawati; Kepala Dinas Pertanian, I Made Raka; Camat Gianyar, I Wayan Widana, serta Kades Se-Kecamatan Gianyar
di Banjar Sanding Desa Bakbakan, kemarin, Bupati Mahayastra merinci sejumlah pembangunan yang berlangsung dua tahun terakhir.
Antara lain mempermak Alun-alun Gianyar yang diklaim Alun-alun tercantik di Bali; pasar terbesar di Bali akan berdiri Desember tahun ini;
perizinan gratis kecuali IMB langsung masuk ke Kas Daerah (KASDA); pemberian sembako kepada yang berhak berpedoman dari data yang diberikan desa; dan gebrakan-gebrakan lainnya.
Bupati Mahayastra mengatakan, masyarakat seharusnya bangga menjadi orang Gianyar kalau memang senang dengan pembangunan.
“Orang yang tidak bekerja tidak pernah salah, sehingga kritik itu (bagi orang yang bekerja, red) adalah penyemangat bekerja,” tegasnya.
Selain menyampaikan pencapaiannya, Bupati Mahayastra juga mengatakan targetnya tahun 2023, yakni tidak ada lagi desa yang terbelakang.
Tidak ada lagi infrastruktur yang tidak dikerjakan. Dan, target mencapai angka kemiskinan terendah tingkat nasional.
Namun, upaya itu belum tercapai lantaran pandemi Covid-19. Sehingga semua progresnya menurun.
Pihaknya juga sudah rapat dengan kepala desa dan memetakan tahun 2021 ini akan ada 10 desa nol kemiskinan. Namun urung dikerjakan karena Covid-19.
Karena covid ini banyak orang yang di-PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja, usaha yang bangkrut, termasuk pemerintah yang luar biasa mengalami cobaan sehingga pihaknya konsentrasi dulu keluar dari kondisi tersebut.
Bupati Mahayastra mengatakan, biasanya dia memberikan bantuan truk kepada mereka yang sudah menjalankan Puspa Aman. Namun, di Desa Bakbakan, Bupati melihat semangat yang luar biasa.
“Awalilah semua dengan kesepakatan bahwa kita sepakat membuat desa kita bersih dan harus ada parameternya,” pintanya.
Parameter itu dilihat dari regulasinya dulu. Yakni di peraturan desa. Setelah peraturan desa dibuat diperkuat dengan
pararem/turunan dari peraturan desa, sampah harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
Kalau berjalan dengan baik, program Puspa Aman ini akan menghasikan kompos yang bernilai ekonomis.
Bupati Mahayastra meminta tahun 2022 setiap desa harus memiliki Puspa Aman dan TPS3R. “Tiga desa memiliki 1 TPS3R, boleh, kalau desa tersebut kecil,” pungkasnya