31.8 C
Jakarta
19 November 2024, 23:18 PM WIB

Sulap Lahan Telantar Jadi Kebun Tebu, Siap Suplai Pabrik Asem Bagus

GEROKGAK – Lahan telantar di Kecamatan Gerokgak, mulai disulap menjadi kebun tebu.

Pemanfaatan lahan telantar itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan warga setempat.

 Terlebih hasil panen sudah siap diserap Pabrik Gula Asem Bagus milik PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI.

Pagi kemarin (25/4), para petani mulai melakukan penanaman perdana. Varietas tebu yang ditanam adalah N.XI 1-3 yang disebut sebagai bibit unggul.

Untuk satu hektare lahan, dapat ditanami antara 6.000 hingga 6.500 mata tunas tebu. Tebu itu diharapkan sudah bisa dipanen pada usia 9-12 bulan.

Dari lahan seluas satu hektare, bisa petani bisa mendapat hasil anatar 80-100 ton. Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra mengatakan, pengembangan lahan telantar menjadi lahan tebu itu, masih tahap awal.

Kini lahan yang dialihkan menjadi kebun tebu, baru 2.000 hektare. Secara bertahap luasannya akan terus ditingkatkan.

“Kita lihat antusiasme petani untuk budi daya tebu ini sangat tinggi. Sekarang baru 2.000 hektare, nanti akan ditingkatkan secara bertahap menajdi 5.000 hektare,” kata Sutjdira.

Bahkan tak menutup kemungkinan sebagian besar lahan non produktif di Kecamatan Gerokgak akan dialihkan menjadi lahan perkebunan tebu.

Pertimbangannya, luas lahan tak produktif di Gerokgak mencapai belasan ribu hektare. Sementara lahan kritis mencapai 40ribu hektare.

“Lahan kritis itu mencapai 40 ribu hektare. Kalau separonya saja bisa digunakan jadi perkebunan tebu,

itu sudah bisa ada pabrik gula baru di Buleleng. Tidak lagi harus dibawa ke Situbondo lagi,” tandas Sutjidra. 

GEROKGAK – Lahan telantar di Kecamatan Gerokgak, mulai disulap menjadi kebun tebu.

Pemanfaatan lahan telantar itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan warga setempat.

 Terlebih hasil panen sudah siap diserap Pabrik Gula Asem Bagus milik PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI.

Pagi kemarin (25/4), para petani mulai melakukan penanaman perdana. Varietas tebu yang ditanam adalah N.XI 1-3 yang disebut sebagai bibit unggul.

Untuk satu hektare lahan, dapat ditanami antara 6.000 hingga 6.500 mata tunas tebu. Tebu itu diharapkan sudah bisa dipanen pada usia 9-12 bulan.

Dari lahan seluas satu hektare, bisa petani bisa mendapat hasil anatar 80-100 ton. Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra mengatakan, pengembangan lahan telantar menjadi lahan tebu itu, masih tahap awal.

Kini lahan yang dialihkan menjadi kebun tebu, baru 2.000 hektare. Secara bertahap luasannya akan terus ditingkatkan.

“Kita lihat antusiasme petani untuk budi daya tebu ini sangat tinggi. Sekarang baru 2.000 hektare, nanti akan ditingkatkan secara bertahap menajdi 5.000 hektare,” kata Sutjdira.

Bahkan tak menutup kemungkinan sebagian besar lahan non produktif di Kecamatan Gerokgak akan dialihkan menjadi lahan perkebunan tebu.

Pertimbangannya, luas lahan tak produktif di Gerokgak mencapai belasan ribu hektare. Sementara lahan kritis mencapai 40ribu hektare.

“Lahan kritis itu mencapai 40 ribu hektare. Kalau separonya saja bisa digunakan jadi perkebunan tebu,

itu sudah bisa ada pabrik gula baru di Buleleng. Tidak lagi harus dibawa ke Situbondo lagi,” tandas Sutjidra. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/