GIANYAR – Tolong! Bayi berusia 4 bulan, I Komang Bintara Putra, dilaporkan tengah mengidap penyakit gangguan otak atau Cerebral Palsy.
Akibat penyakit yang dideritanya, putra ketiga I Ketut Sadia, 31, dan Ni Komang Lestari, 25, warga Banjar Kulu, Desa Kulu, Kecamatan Tampaksiring, itu mengalami rontok pada bagian rambut dan berat badannya turun drastis.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar dr. Ida Ayu Cahyani, mengaku sudah memberikan pelayanan kesehatan bagi bayi yang tinggal di Banjar/Desa Kulu, Kecamatan Tampaksiring itu.
“Bantuan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dan rumah sakit Sanjiwani,” ujarnya. Pernyataan Cahyani justru berbeda dari keterangan orang tua Bintara, I Ketut Sadia, 31, dan Ni Komang Lestari, 25.
Bintara di usia 10 hari sempat kejang-kejang lalu dibawa ke RS Sanjiwani Gianyar. Di rumah sakit, Bintara dilayani lewat jalur umum. Padahal, bagi pasien miskin, RS Sanjiwani punya layanan kelas III gratis.
Bintara juga bolak-bolak dan kini rutin cek up ke RS Sanglah Denpasar. Lewat jalur umum, total biaya yang dia habiskan mencapai Rp 7 juta.
Tidak hanya cek up, Bintara juga diminta terus mengonsumsi obat hingga usianya mencapai 3 tahun.
Sedangkan, untuk pelayanan di luar medis, Bintara dibantu oleh yayasan anak yang bermarkas di Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud.
Pihak yayasan membantu susu sebagai asupan tambahan untuk pertumbuhan Bintara yang beratnya di bawah normal.
Diberitakan Jawa Pos Radar Bali sebelumnya, Bintara mengalami gangguan otak atau dikenal dengan Celebral Palsy. Awalnya muncul gejala kejang-kejang saat usianya 10 hari.
Pengobatan dilakukan mulai di RS Sanjiwani Gianyar hingga RS Sanglah Denpasar. Perjalanan pengobatan juga berliku, mulai didiagnosa epilepsi, penyedotan cairan otak dan kini disebut mengalami gangguan otak.
Sebagai orang tua yang mengandalkan penghasilan sebagai buruh, Ketut Sadia dan Ni Komang Lestari, banyak biaya dikeluarkan untuk penanganan penyakit putra ketiga mereka.
Kini, Bintara memang sedikit tertolong dengan adanya pelanana Kartu Indonesia Sehat (KIS).