RadarBali.com – Sebagai salah satu pulau yang memiliki destinasi pariwisata terkenal hingga ke pelosok dunia dan menyumbang APBN dengan nilai triliunan rupiah, ternyata masih banyak warga Bali yang mengalami buta huruf.
Persoalan tersebut pun merata di seluruh kabupaten di Bali, termasuk di Buleleng. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali kemarin, angka buta huruf di Buleleng pada 2012 mencapai 3.800 jiwa.
Sementara pada 2017 berkurang menjadi 2.400 jiwa. Dari jumlah tersebut, mayoritas didominasi generasi tua yang dulu tidak mengenyam pendidikan.
“Mereka mayoritas generasi tua yang tempo dulu tidak mengenal pendidikan, tidak mengenyam sekolah. Mereka yang sesungguhnya mendominasi di angka 2.400 jiwa,” ungkap Asisten Pemerintahan Setda Buleleng Made Arya Sukerta.
Sukerta membandingkan dari tahun 2012 yang mencapai 3.800 jiwa buta huruf kemudian menurun menjadi 2.400 jiwa di tahun 2017.
Artinya, dalam jangka lima tahun, sudah tuntas 1.000 jiwa lebih. “Generasi yang sekarang semuanya bersentuhan dengan sekolah. Jadi, saya sangat optimis tahun 2020 nol buta aksara,” katanya.
Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa mengklaim, empat tahun terakhir, pihaknya mampu menurunkan 1.400 jiwa yang buta aksara.
“Untuk tahun ini, sudah di programkan 500 warga buta aksara akan di tuntaskan,” ungkapnya. Sebagai catatan, di Bali, angka buta huruf mencapai 3,37 persen dari jumlah penduduk.
Jika jumlah penduduk Bali sebanyak 4 juta jiwa, artinya masih ada 134.800 jiwa yang buta huruf. “Ini merupakan tantangan bagi pemerintah provinsi bali pemerintah kabupaten/kota dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan ini,” tuturnya