RadarBali.com – Basarnas dalam kondisi siaga penuh selama Gunung Agung berstatus awas. Hal ini diakui Kepala Kantor SAR Kelas A Denpasar Ketut Gede Ardana.
Ditemui di Posko Siaga Darurat Erupsi Gunung Agung di Tanah Ampo Manggis, Ketut Gede Ardana didampingi Atom Charles Batlajery, Komando Basarnas Spesial Grup (BSG) Jakarta.
mengatakan, SAR telah membentuk enam pos untuk memaksimalkan evakuasi terhadap korban jika benar-benar terjadi erupsi.
“Kita dalam posisi siaga penuh,” paparnya. Enam pos tersebut di antaranya Pos Les di Buleleng. Pos ini nantinya akan melakukan evakuasi warga Kubu.
Pos Rendang yang akan menyasar warga Besakih dan sekitarnya. Pos Selat di Pasar Pesangkan yang nanti menyasar warga Sebudi, Sogra, dan Pasar Agung.
Ada juga Pos Jasri yang akan membackup Abang dan Kota serta Pos Induk Tanah Ampo. Sementara BSG sendiri adalah pasukan elite dari Basarnas Pusat.
Mereka ini diterjunkan secara khusus ke Karangasem untuk melakukan operasi SAR di Gunung Agung kalau terjadi erupsi.
BSG sendiri sudah sempat diterjunkan di medan yang sama di Gunung Sinabung, Sumatra Utara. Sementara waktu letusan terjadi di Gunung Merapi, BSG belum terbentuk.
“Ada 66 personel terlatih yang kami tempatkan di enam pos. Mereka berasal dari Basarnas Pusat sebanyak 34 orang, sisanya dari Basarnas Denpasar,” imbuhnya.
Untuk pengerahan helikopter saat terjadi erupsi, menurut Ardana, tidak mungkin dilakukan. SAR akan bergerak dari darat dan juga laut.
Bahkan, untuk kapal SAR, telah disiagakan yang terdekat di Bali. Itupun masih diperkuat kapal SAR lain dari Mataram, Semarang, Surabaya, NTT, Yogya, Balikpapan dan Makassar.
“Kalau memang di butuhkan mereka sudah siap membackup,” ujarnya. Kapal ini sendiri nanti akan dikerahkan untuk evakuasi dan juga men-dropping logistik untuk daerah terisolir.
“Kita siap kalau terjadi erupsi dan, bahkan siap mengevakuasi warga yang berada di zona merah,” paparnya.
SAR telah memberikan edukasi kepada masyarakat jika terjadi erupsi. “Kami sudah melakukan pendekatan dengan warga terutama di kawasan zona merah yang kerap pulang kampung,” ujar Ardana.
Terutama, kata dia, memberikan pemahaman kalau terjadi erupsi, apa dan kemana harus menyelamatkan diri.
Diakuinya, masih ada puluhan warga yang ada di zona merah. “Kalau Sebudi dan Sogra sudah kosong,” ujar pria asal Buleleng yang juga mantan Kepala SAR NTT.