28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:11 AM WIB

Insiden Kali Kedua, Nelayan Ancam Hadang dan Lempar Bom Molotov

RadarBali.com – Kasus kecelakaan laut antara perahu nelayan dan kapal tanker kembali terjadi.

Sabtu (25/11) dini hari kemarin, perahu nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, ditabrak kapal tanker yang melintas di Selat Bali.

Beruntung dua nelayan dalam perahu selamat. Namun, perahu nelayan rusak parah dan peralatan melaut tenggelam ke dasar laut.

Menurut Muhammad Asrin,48, pemilik perahu, kapal tanker yang menabrak datang secara tiba-tiba. Tidak ada peringatan dengan bel atau lampu penerangan.

Asrin hanya melihat kapal yang menabrak hanya terlihat ada penerangan pada bagian atas kapal atau tempat nakhoda kapal.

Sedangkan perahu yang diberi nama Columbus tersebut saat ditabrak, memiliki 8 lampu penerangan 80 watt dan 1 lampu 250 watt dalam kondisi menyala.

Jadi, menurutnya sangat aneh jika tidak terlihat oleh kapal yang menabrak. Kecelakaan yang dialami Asrin adalah kasus yang kali kedua dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2016 lalu, perahu nelayan juga ditabrak kapal tanker dan hingga saat ini nelayannya hilang. Karena itu, para nelayan Pengambengan mengancam akan melakukan tindakan jika aparat berwenang tidak melakukan tindakan tegas.

“Kami bisa saja main hakim sendiri dengan menghadang kapal-kapal yang lewat dan melempar dengan bom molotov.

Tapi kami juga berpikir dampaknya, pasti lebih rumit lagi karena kami hanya nelayan kecil, lawannya perusahaan besar,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, nelayan yang mengalami kecelakaan di laut kalau memiliki kartu nelayan akan mendapatkan asuransi.

Namun, untuk barang-barang yang hilang tidak bisa diberi bantuan. “Yang dapat bantuan berupa asuransi nelayan kalau sarana termasuk kelengkapan alat tidak,” jelasnya.

Kasatpol Air Polres Jembrana Iptu Edy Waluyo mengatakan, pihaknya mengimbau nelayan agar selalu waspada dalam melaut untuk memperhatikan cuaca dan faktor alam arus dan ombak laut.

Juga memperhatikan area aman dalam melaut.” Kita sampaikan setiap kegiatan sambang pesisir baik oleh Bhabinkamtibmas Polair maupun anggota Polair,” jelasnya.

Informasi yang diterima Satpolair Polres Jembrana dari Syahbandar, rata-rata kapal tanker melintas pada tengah malam dan waktu melintas tidak pasti.

Nakhoda kapal tanker juga tidak pernah melapor kepada pihak Syahbandar Gilimanuk. 

RadarBali.com – Kasus kecelakaan laut antara perahu nelayan dan kapal tanker kembali terjadi.

Sabtu (25/11) dini hari kemarin, perahu nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, ditabrak kapal tanker yang melintas di Selat Bali.

Beruntung dua nelayan dalam perahu selamat. Namun, perahu nelayan rusak parah dan peralatan melaut tenggelam ke dasar laut.

Menurut Muhammad Asrin,48, pemilik perahu, kapal tanker yang menabrak datang secara tiba-tiba. Tidak ada peringatan dengan bel atau lampu penerangan.

Asrin hanya melihat kapal yang menabrak hanya terlihat ada penerangan pada bagian atas kapal atau tempat nakhoda kapal.

Sedangkan perahu yang diberi nama Columbus tersebut saat ditabrak, memiliki 8 lampu penerangan 80 watt dan 1 lampu 250 watt dalam kondisi menyala.

Jadi, menurutnya sangat aneh jika tidak terlihat oleh kapal yang menabrak. Kecelakaan yang dialami Asrin adalah kasus yang kali kedua dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2016 lalu, perahu nelayan juga ditabrak kapal tanker dan hingga saat ini nelayannya hilang. Karena itu, para nelayan Pengambengan mengancam akan melakukan tindakan jika aparat berwenang tidak melakukan tindakan tegas.

“Kami bisa saja main hakim sendiri dengan menghadang kapal-kapal yang lewat dan melempar dengan bom molotov.

Tapi kami juga berpikir dampaknya, pasti lebih rumit lagi karena kami hanya nelayan kecil, lawannya perusahaan besar,” ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, nelayan yang mengalami kecelakaan di laut kalau memiliki kartu nelayan akan mendapatkan asuransi.

Namun, untuk barang-barang yang hilang tidak bisa diberi bantuan. “Yang dapat bantuan berupa asuransi nelayan kalau sarana termasuk kelengkapan alat tidak,” jelasnya.

Kasatpol Air Polres Jembrana Iptu Edy Waluyo mengatakan, pihaknya mengimbau nelayan agar selalu waspada dalam melaut untuk memperhatikan cuaca dan faktor alam arus dan ombak laut.

Juga memperhatikan area aman dalam melaut.” Kita sampaikan setiap kegiatan sambang pesisir baik oleh Bhabinkamtibmas Polair maupun anggota Polair,” jelasnya.

Informasi yang diterima Satpolair Polres Jembrana dari Syahbandar, rata-rata kapal tanker melintas pada tengah malam dan waktu melintas tidak pasti.

Nakhoda kapal tanker juga tidak pernah melapor kepada pihak Syahbandar Gilimanuk. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/