28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:58 AM WIB

Semburan Asap 1.500 Meter, PVMBG Ubah Warna VONA Jadi Orange

RadarBali.com – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, waktu erupsi yang terekam alat terjadi pada pukul 17.20.

Sementara masyarakat melihat asap pukul 17.30. Akibat letusan Sabtu sore, pihaknya mengubah warna Vulcano Observatory Notice for Aviation (VONA) menjadi orange.

Itu artinya penerbangan sementara masih aman karena semburan abu belum mencapai ketinggian 6.000 meter. Dinyatakan bahaya untuk penerbagan jika semburan abu mencapai 6.000 meter ke atas.

Sementara Gunung Agung kemarin menyemburkan asap pekat menggulung setinggi 1.500 meter ke udara, mengarah ke arah barat dan barat daya.

Ditanya apakah asap yang keluar kemarin mengandung abu vulkanik yang berasal dari bawah kawah atau magma, Kasbani tidak berani memastikan.

“Untuk memastikan mengandung abu vulkanik atau tidak, tentu harus diambil sampel dan dites dulu,” terang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu.

 Terkait status gunung, PVMBG masih menyatakan status Waspada atau level III. Pihaknya belum bisa menaikkan status begitu saja.

PVMBG harus menunggu dan melihat perkembangan data lain seperti gempa tremor, gempa embusan dan indikator lainnya. “Yang jelas belum waktunya menurunkan status,” kelakarnya.

Kembali ditanya erupsi Gunung Agung terjadi November sama dengan erupsi Gunung Merapi, Kasbani menyebut tidak ada kaitannya.

Kesamaan bulan hanya kebetulan semata. “Kayak orang melahirkan bisa November, bisa Desamber, bisa juga Januari,” tukasnya.

RadarBali.com – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, waktu erupsi yang terekam alat terjadi pada pukul 17.20.

Sementara masyarakat melihat asap pukul 17.30. Akibat letusan Sabtu sore, pihaknya mengubah warna Vulcano Observatory Notice for Aviation (VONA) menjadi orange.

Itu artinya penerbangan sementara masih aman karena semburan abu belum mencapai ketinggian 6.000 meter. Dinyatakan bahaya untuk penerbagan jika semburan abu mencapai 6.000 meter ke atas.

Sementara Gunung Agung kemarin menyemburkan asap pekat menggulung setinggi 1.500 meter ke udara, mengarah ke arah barat dan barat daya.

Ditanya apakah asap yang keluar kemarin mengandung abu vulkanik yang berasal dari bawah kawah atau magma, Kasbani tidak berani memastikan.

“Untuk memastikan mengandung abu vulkanik atau tidak, tentu harus diambil sampel dan dites dulu,” terang pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu.

 Terkait status gunung, PVMBG masih menyatakan status Waspada atau level III. Pihaknya belum bisa menaikkan status begitu saja.

PVMBG harus menunggu dan melihat perkembangan data lain seperti gempa tremor, gempa embusan dan indikator lainnya. “Yang jelas belum waktunya menurunkan status,” kelakarnya.

Kembali ditanya erupsi Gunung Agung terjadi November sama dengan erupsi Gunung Merapi, Kasbani menyebut tidak ada kaitannya.

Kesamaan bulan hanya kebetulan semata. “Kayak orang melahirkan bisa November, bisa Desamber, bisa juga Januari,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/