SEMARAPURA—Insiden perusakan pura di Desa Lunyuk Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi pada Minggu (23/12) siang sekitar pukul 13.00 Wita yang sempat viral di sejumlah media sosial menuai respon dari Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.
Orang nomor satu di Pemkab Klungkung ini pun langsung menyatakan sikap penyesalannya terhadap aksi perusakan tempat ibadah yang sempat menuai kecaman dari banyak netizen.
Tak hanya menyesalkan dan menyayangkan aksi berbau Sara itu, Bupati Suwirta juga langsung menghubungi Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB).
“Saya sudah menghubungi langsung Gubernur NTB via telepon.
Saya juga meminta gubernur untuk turun ke Lunyuk agar persoalan bisa segera dicegah, clear dan situasi kembali kondusif,”terang Suwirta, Rabu (26/12)
Tak hanya menghubungi TGB, atas kejadian itu, bupati asal Pulau Nusa Ceningan, ini juga mengajak krama atau masyarakat Bali dan tokoh Hindu di Bali untuk tidak tejebak pada persoalan ini.
“Tentu juga jangan melakukan ucapan atau kata-kata rasisme.
Seperti istilah warga Dauh Tukad atau warga Dangin Tukad. Apalagi sampai menyebut salah satu suku.
Karena ini juga berdampak pada warga Bali yang merantau ke daerah lain dan sekarang sudah jadi warga di sana,”pintanya.
Menurut Suwirta, bila hal itu tak segera dihilangkan, maka perlakuan kurang bersahabat seperti ini dinilai tidak ada gunanya dan akan memicu persoalan untuk krama Bali di rantauan.
Untuk itu Suwirta mengajak semua kalangan untuk menjaga Kebhinekaan demi NKRI.
Sementara itu salah satu warga Lunyuk asal Bali Ni Ketut Niasih mengaku berterima kasih dengan Bupati Suwirta atas kepedulianya terhadap Krama keturunan Bali di Lunyuk, Sumbawa.
Menurut Niasih, kasus ini berawal dari ada warga yang memposting kata-kata yang kurang baik bagi warga setempat sehingga menimbulkan ketersinggungan.
“Jadi ini hanya kesalahpahaman. Mestinya bisa diselesaikan dengan baik,”tukas Suwirta.