25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:24 AM WIB

Sarwa Pandita Sesuai Janji Kampanye, Dualisme Tawur Agung Berakhir

GIANYAR – Dualisme Tawur Agung Kesanga di Gianyar berakhir. Pemerintah dengan Desa Adat Gianyar akan menggelar upacara tawur pada 24 Maret 2020 secara bersama di satu tempat. 

Bupati Gianyar, Made Mahayastra, menyatakan tawur akan dipuput oleh Sarwa Pandita. Itu sesuai janji kampanyenya dulu.

“Itu sudah harga mati bagi saya. Sesuai janji politik saat kampanye,” ujar Mahayastra. Selain tidak bisa ditawar lagi, masyarakat 

juga telah menerima permintaan pemerintah yang ingin upacara dipuput sulinggih dari seluruh soroh atau klan.

“Dan kebetulan sekarang sudah diterima oleh semua pihak. Jadi kami sangat bersyukur sekali,” jelasnya. 

Lanjut dia, kesepakatan antara pemerintah dengan desa adat Gianyar tertuang dalam surat di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra).

“Suratnya bisa dilihat di bagian kesra. Surat desa adat yang ditandatangani oleh bendesa bisa dibaca di bagian Kesra. Atau di pak Sekda juga ada,” jelasnya. 

Dalam tawur, akan dipuput oleh 7 sulinggih. “Bukan Ida Mpu saja. Tapi semua sulinggih harus terwakili. 

Bahkan dalam rapat teknis kami sudah bicara tentang siapa saja sulinggih yang akan muput (memimpin upacara),” terangnya. 

Selanjutnya, untuk pemendak (menjemput) para Sulinggih sudah ada penugasan. “Dan yang mendak adalah tugas dari Bagian Kesra Pemkab Gianyar,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pada 2019 lalu, tawur yang digelar sehari sebelum Nyepi digelar di dua tempat berbeda pada satu wilayah desa adat Gianyar. 

Pemerintah yang ingin tawur dipuput 7 sulinggih, menggelar tawur di perempatan Taman Kota. 

Sedangkan, di waktu bersamaan, desa adat yang bersikukuh menjalankan tradisi dengan 3 sulinggih (Siwa, Budha, Bujangga) menggelar tawur di perempatan lapangan Astina atau depan Puri Gianyar. 

Namun pada tawur 2020 ini, tawur kembali bersatu. Digelar di catus pata kota Gianyar, yakni di lapangan Astina atau di depan Puri Agung Gianyar. 

GIANYAR – Dualisme Tawur Agung Kesanga di Gianyar berakhir. Pemerintah dengan Desa Adat Gianyar akan menggelar upacara tawur pada 24 Maret 2020 secara bersama di satu tempat. 

Bupati Gianyar, Made Mahayastra, menyatakan tawur akan dipuput oleh Sarwa Pandita. Itu sesuai janji kampanyenya dulu.

“Itu sudah harga mati bagi saya. Sesuai janji politik saat kampanye,” ujar Mahayastra. Selain tidak bisa ditawar lagi, masyarakat 

juga telah menerima permintaan pemerintah yang ingin upacara dipuput sulinggih dari seluruh soroh atau klan.

“Dan kebetulan sekarang sudah diterima oleh semua pihak. Jadi kami sangat bersyukur sekali,” jelasnya. 

Lanjut dia, kesepakatan antara pemerintah dengan desa adat Gianyar tertuang dalam surat di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra).

“Suratnya bisa dilihat di bagian kesra. Surat desa adat yang ditandatangani oleh bendesa bisa dibaca di bagian Kesra. Atau di pak Sekda juga ada,” jelasnya. 

Dalam tawur, akan dipuput oleh 7 sulinggih. “Bukan Ida Mpu saja. Tapi semua sulinggih harus terwakili. 

Bahkan dalam rapat teknis kami sudah bicara tentang siapa saja sulinggih yang akan muput (memimpin upacara),” terangnya. 

Selanjutnya, untuk pemendak (menjemput) para Sulinggih sudah ada penugasan. “Dan yang mendak adalah tugas dari Bagian Kesra Pemkab Gianyar,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pada 2019 lalu, tawur yang digelar sehari sebelum Nyepi digelar di dua tempat berbeda pada satu wilayah desa adat Gianyar. 

Pemerintah yang ingin tawur dipuput 7 sulinggih, menggelar tawur di perempatan Taman Kota. 

Sedangkan, di waktu bersamaan, desa adat yang bersikukuh menjalankan tradisi dengan 3 sulinggih (Siwa, Budha, Bujangga) menggelar tawur di perempatan lapangan Astina atau depan Puri Gianyar. 

Namun pada tawur 2020 ini, tawur kembali bersatu. Digelar di catus pata kota Gianyar, yakni di lapangan Astina atau di depan Puri Agung Gianyar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/