27.1 C
Jakarta
20 April 2024, 1:34 AM WIB

Menggelandang di Buleleng, Remaja Bergaya Punk Dipulangkan ke Jawa

SINGARAJA ­– Gara-gara kedapatan hidup sebagai gelandangan, sejumlah remaja yang berdandan dengan pakaian ala anak punk, dipulangkan ke daerah asalnya di Jawa Timur.

Mereka diamankan pada Senin (26/4) pagi saat sedang berjalan di wilayah Kota Singaraja. Mulanya keempat remaja itu sedang berjalan dari arah barat.

Mereka kemudian berusaha menghentikan kendaraan truk di simpang Jalan Ahmad Yani-Jalan Dewi Sartika, untuk meminta tumpangan.

Mereka pun langsung diamankan petugas kepolisian yang sedang berjaga, untuk selanjutnya diserahkan pada Dinas Sosial Buleleng.

Keempat remaja itu diketahui berinisial ZAZ, 13, MBS, 14, dan RFS, 17. Ketiganya berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara seorang lainnya berinisial MSP, 19, asal Surabaya. Mereka berhasil masuk ke Bali setelah menumpang pada truk kosong yang kebetulan menuju ke Buleleng.

Mereka dengan mudah lolos dari pos pemeriksaan identitas di Pelabuhan Gilimanuk, sebab bersembunyi di bak belakang truk.

Rencananya mereka hendak menuju Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Badung. Namun sebelum mendapat tumpangan, mereka keburu diamankan oleh aparat Polsek Kota Singaraja.

Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra mengatakan, seluruh remaja itu tak mengantongi identitas diri. Mereka juga tidak membawa surat keterangan negatif rapid test, sebagai salah satu syarat masuk ke Bali.

“Pas ditanya ke Bali bawa bekal apa, katanya tidak bawa apa-apa. Untuk makan dan sebagainya, dapat dari hasil mengamen. Menurut kami mereka ini sudah masuk kategori gelandangan,” kata Kariaman.

Salah seorang remaja, MSP mengaku ke Bali hanya untuk berlibur ke Pantai Pandawa. Mereka datang ke Bali hanya berbekal rasa nekat.

Ia mengaku tak tahu bila ke Bali kini harus mengantongi surat bebas rapid test. “Kalau saya sudah tiga ke Bali. Teman-teman yang lain baru sekarang ini ke Bali. Mereka memang belum punya KTP,” katanya.

Pihak Dinsos Buleleng akhirnya memutuskan memulangkan mereka ke daerah asalnya. Mereka diminta meneken surat pernyataan bahwa mereka tak akan kembali ke Buleleng sebagai gelandangan. 

SINGARAJA ­– Gara-gara kedapatan hidup sebagai gelandangan, sejumlah remaja yang berdandan dengan pakaian ala anak punk, dipulangkan ke daerah asalnya di Jawa Timur.

Mereka diamankan pada Senin (26/4) pagi saat sedang berjalan di wilayah Kota Singaraja. Mulanya keempat remaja itu sedang berjalan dari arah barat.

Mereka kemudian berusaha menghentikan kendaraan truk di simpang Jalan Ahmad Yani-Jalan Dewi Sartika, untuk meminta tumpangan.

Mereka pun langsung diamankan petugas kepolisian yang sedang berjaga, untuk selanjutnya diserahkan pada Dinas Sosial Buleleng.

Keempat remaja itu diketahui berinisial ZAZ, 13, MBS, 14, dan RFS, 17. Ketiganya berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara seorang lainnya berinisial MSP, 19, asal Surabaya. Mereka berhasil masuk ke Bali setelah menumpang pada truk kosong yang kebetulan menuju ke Buleleng.

Mereka dengan mudah lolos dari pos pemeriksaan identitas di Pelabuhan Gilimanuk, sebab bersembunyi di bak belakang truk.

Rencananya mereka hendak menuju Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Badung. Namun sebelum mendapat tumpangan, mereka keburu diamankan oleh aparat Polsek Kota Singaraja.

Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra mengatakan, seluruh remaja itu tak mengantongi identitas diri. Mereka juga tidak membawa surat keterangan negatif rapid test, sebagai salah satu syarat masuk ke Bali.

“Pas ditanya ke Bali bawa bekal apa, katanya tidak bawa apa-apa. Untuk makan dan sebagainya, dapat dari hasil mengamen. Menurut kami mereka ini sudah masuk kategori gelandangan,” kata Kariaman.

Salah seorang remaja, MSP mengaku ke Bali hanya untuk berlibur ke Pantai Pandawa. Mereka datang ke Bali hanya berbekal rasa nekat.

Ia mengaku tak tahu bila ke Bali kini harus mengantongi surat bebas rapid test. “Kalau saya sudah tiga ke Bali. Teman-teman yang lain baru sekarang ini ke Bali. Mereka memang belum punya KTP,” katanya.

Pihak Dinsos Buleleng akhirnya memutuskan memulangkan mereka ke daerah asalnya. Mereka diminta meneken surat pernyataan bahwa mereka tak akan kembali ke Buleleng sebagai gelandangan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/