29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:21 AM WIB

Jro Mangku Sebut Penari Korban Kerauhan Terkena Faktor X, Apa Itu…

TABANAN – Sebanyak 17 orang siswi SMPN 4 Baturiti datang ke posko pengobatan medis dan non medis di Kantor Camat Kediri Tabanan Senin (27/8) siang.

Mereka yang datang sebagian besar mengalami kerauhan setelah mementaskan Tarian Rejang Sandat Ratu Segara (RSRS).

Tapi, setelah dilakukan pengecekan, terungkap siswi yang mengalami kerauhan sebagian besar karena unsur X yang sudah ada dalam diri siswi.

Menurut Ketua Ranting Siwa Murti Kediri, Tabanan, Jro Mangku Made Astwa, sebagian besar siswi yang mengalami kerauhan disebabkan oleh bebai (mistis).

“Selama empat hari sejak dibuka posko pengobatan medis dan non medis yang datang kesini (Posko red) rata-rata terkena bebai.

Bahkan, sebelum menari siswa tersebut sudah mengalami kerauhan di sekolahnya. Nah, gejala kerauhan itu kembali muncul, tapi yang muncul penyakit aslinya. Bukan disebabkan tarian Rejang Sandat,”  katanya.

Jro Mangku Made Astawa menjelaskan, hal itu disebabkan oleh adanya unsur negatif yang sudah ada pada diri siswi.

Kemudian pada saat menari, ketika ada unsur positif yang masuk sehingga terjadi vibrasi dan terjadilah kerauhan.

“Jadi sebagaian besar ada faktor x atau memang ada unsur negatif dalam tubuh siswi tersebut,” jelasnya.

 

TABANAN – Sebanyak 17 orang siswi SMPN 4 Baturiti datang ke posko pengobatan medis dan non medis di Kantor Camat Kediri Tabanan Senin (27/8) siang.

Mereka yang datang sebagian besar mengalami kerauhan setelah mementaskan Tarian Rejang Sandat Ratu Segara (RSRS).

Tapi, setelah dilakukan pengecekan, terungkap siswi yang mengalami kerauhan sebagian besar karena unsur X yang sudah ada dalam diri siswi.

Menurut Ketua Ranting Siwa Murti Kediri, Tabanan, Jro Mangku Made Astwa, sebagian besar siswi yang mengalami kerauhan disebabkan oleh bebai (mistis).

“Selama empat hari sejak dibuka posko pengobatan medis dan non medis yang datang kesini (Posko red) rata-rata terkena bebai.

Bahkan, sebelum menari siswa tersebut sudah mengalami kerauhan di sekolahnya. Nah, gejala kerauhan itu kembali muncul, tapi yang muncul penyakit aslinya. Bukan disebabkan tarian Rejang Sandat,”  katanya.

Jro Mangku Made Astawa menjelaskan, hal itu disebabkan oleh adanya unsur negatif yang sudah ada pada diri siswi.

Kemudian pada saat menari, ketika ada unsur positif yang masuk sehingga terjadi vibrasi dan terjadilah kerauhan.

“Jadi sebagaian besar ada faktor x atau memang ada unsur negatif dalam tubuh siswi tersebut,” jelasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/