RadarBali.com – Ada faktor psikologis dan sosial yang melatarbelakangi masyarakat ikut mengungsi. Seperti yang dilakukan warga Karangasem sepekan terakhir.
Saat seseorang mendengar ada ancaman atau bahaya dan melihat langsung masyarakat pada mengungsi, maka secara naluriah orang tersebut akan ikut mengungsi.
Apalagi jika gunungnya sudah meletus dan terlihat awan panas, hujan abu pekat, suara dentuman dan lainnya, maka masyarakat akan mengungsi ke tempat aman.
Biasanya, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, sulit sekali mengajak masyarakat untuk mengungsi dari gunung api.
Bahkan saat gunung sudah meletus, banyak masyarakat yang tetap tidak bersedia mengungsi.
“Sekarang masyarakat di sekitar Gunung Agung mengungsi secara mandiri. Justru ini adalah salah satu ciri masyarakat yang tangguh menghadapi bencana yaitu memiliki daya antisipasi,” tukasnya.
Berdasar sebaran pengungsi di kabupaten/kota adalah di Kabupaten Badung 9 titik (756 jiwa), Kabupaten Bangli 29 titik (4.890 jiwa), danKabupaten Buleleng 24 titik (8.518 jiwa).
Kota Denpasar 27 titik (2.539 jiwa), Kabupaten Gianyar 12 titik (540 jiwa), Jembrana 4 titik (82 jiwa), Kabupaten Karangasem 93 titik (37.812 jiwa), Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 17 titik (1.080 jiwa).