25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:25 AM WIB

Kesulitan Identifikasi Tulang Berserakan, Dikubur di Liang Khusus

SINGARAJA – Warga Desa Gobleg menemukan puluhan tulang belulang manusia, saat melakukan pembersihan di areal pekuburan Setra Desa Pakraman Gobleg, yang terdampak longsor.

Tulang-tulang itu ditemukan mulai dari areal setra yang longsor, hingga ke perkebunan cengkih dan sungai yang berada di sisi bawah pekuburan.

Selain warga, aksi bersih-bersih di setra Gobleg melibatkan apparat TNI/Polri, dan BPBD Buleleng.

Pj. Perbekel Gobleg, I Gusti Bagus Rony Ariyana mengungkapkan, memang ada puluhan tulang belulang manusia yang ditemukan.

Tulang-tulang itu tersebar mulai dari areal setra yang longsor hingga perkebunan cengkih dan sekitar areal sungai.

“Kami menemukan tulang saja. Itu pun tidak lengkap. Tidak ada jenazah utuh yang kami temukan. Karena itu rata-rata kuburan lama,” kata Rony.

Setelah dikumpulkan, warga sempat berusaha mengidentifkasi tulang-tulang itu berdasarkan ciri-ciri peti. Namun tak ada warga yang berhasil mengenali.

“Mungkin karena sudah lama, jadi lupa,” imbuhnya. Setelah diyakini tak ada lagi tulang tersisa, kegiatan dilanjutkan dengan menguburkan tulang-tulang yang ditemukan dalam sebuah liang khusus.

Nantinya Desa Pakraman Gobleg akan melangsungkan upacara ngambe ulap pada 5 Februari mendatang.

Pihak desa berharap pemerintah dapat membantu membuatkan tanggul darurat di bagian bawah setra. Sehingga saat terjadi hujan lebat, tak terjadi longsor susulan. 

SINGARAJA – Warga Desa Gobleg menemukan puluhan tulang belulang manusia, saat melakukan pembersihan di areal pekuburan Setra Desa Pakraman Gobleg, yang terdampak longsor.

Tulang-tulang itu ditemukan mulai dari areal setra yang longsor, hingga ke perkebunan cengkih dan sungai yang berada di sisi bawah pekuburan.

Selain warga, aksi bersih-bersih di setra Gobleg melibatkan apparat TNI/Polri, dan BPBD Buleleng.

Pj. Perbekel Gobleg, I Gusti Bagus Rony Ariyana mengungkapkan, memang ada puluhan tulang belulang manusia yang ditemukan.

Tulang-tulang itu tersebar mulai dari areal setra yang longsor hingga perkebunan cengkih dan sekitar areal sungai.

“Kami menemukan tulang saja. Itu pun tidak lengkap. Tidak ada jenazah utuh yang kami temukan. Karena itu rata-rata kuburan lama,” kata Rony.

Setelah dikumpulkan, warga sempat berusaha mengidentifkasi tulang-tulang itu berdasarkan ciri-ciri peti. Namun tak ada warga yang berhasil mengenali.

“Mungkin karena sudah lama, jadi lupa,” imbuhnya. Setelah diyakini tak ada lagi tulang tersisa, kegiatan dilanjutkan dengan menguburkan tulang-tulang yang ditemukan dalam sebuah liang khusus.

Nantinya Desa Pakraman Gobleg akan melangsungkan upacara ngambe ulap pada 5 Februari mendatang.

Pihak desa berharap pemerintah dapat membantu membuatkan tanggul darurat di bagian bawah setra. Sehingga saat terjadi hujan lebat, tak terjadi longsor susulan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/