KUBUTAMBAHAN – Kondisi ternak babi di Kabupaten Buleleng, diklaim masih aman dari serangan virus African Swine Fever (ASF) yang kini merebak di Denpasar, Badung, dan Tabanan.
Meski masih aman, Dinas Pertanian Buleleng mulai membatasi arus lalu lintas ternak babi yang masuk ke Buleleng.
Kini di Buleleng, hanya terdapat satu peternakan babi dalam skala besar. Peternakan di bawah bendera PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) itu, berada di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan.
Tercatat ada 1.856 ekor babi yang dipelihara di sana. Pihak pengelola mengklaim babi mereka aman dari potensi wabah ASF.
Dirut PT. ABS I Made Widiana mengatakan, pihaknya sudah melakukan proteksi yang sangat ketat. Pakan yang diberikan pada hewan, dikontrol dengan ketat. Sehingga tidak ada limbah yang digunakan sebagai pakan.
“Kemungkinan penyebaran itu karena pengelolaan ternak yang tidak sehat. Pakan yang diberikan itu limbah makanan.
Kalau kami di sini, pakannya kami kontrol secara ketat. Makanya kami selaku pengelola peternakan sih tidak khawatir,” katanya.
Kalau toh ditemukan kasus kematian di peternakan tersebut, Widiana mengklaim terjadi karena kematian secara wajar.
Sebab terjadi seleksi alam dalam proses buntingnya hewan ternak, proses penyapihan, maupun proses mendapatkan pakan di kandang ternak.
“Kami punya dokter hewan di sini. Kalau ada yang tidak mau makan, pucat, atau mata merah, itu kami pindahkan ke kandang karantina. Kami treatment,” ujarnya.
Sementara itu Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Buleleng Made Suparma mengatakan,
pihaknya telah mengerahkan dokter hewan dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), guna mengawasi aktifitas seluruh peternak babi yang ada di Buleleng.
Sejauh ini, Suparma menyebut memang hanya ada satu peternakan skala besar di Buleleng. Suparma mengatakan, fokus utama ialah pada pemberian pakan ternak.
Warga dihimbau tidak memberikan pakan babi berupa sisa makanan. Entah itu sisa makanan yang bersumber dari restoran atau hotel.
“Kami sudah cek langsung ke peternak. Memang tidak banyak yang menggunakan limbah sisa makanan dari restoran dan hotel untuk pakan. Tapi kami himbau agar ini dihindari,” kata Suparma.
Sejauh ini, Suparma mengklaim belum ada babi di Buleleng yang terindikasi terjangki virus ASF. Meski begitu, ia mengaku ternak babi di Buleleng cukup riskan terpapar virus ini.
Sebab banyak peternak yang mendatangkan babi dari daerah lain. Sehingga arus lalu lintas ternak babi masuk dan keluar Buleleng, dibatasi untuk sementara waktu.