29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:02 AM WIB

Dikenal Seantero Dunia, Kelurahan Ubud Masih Koleksi 29 Warga Miskin

UBUD – Berada di wilayah pariwisata yang bergelimang dollar rupanya tak menjamin warga Ubud sejahtera.

Tercatat ada 29 warga Kelurahan Ubud masih berada di bawah garis kemiskinan. Beberapa diantaranya merupakan lansia dan hidup sebatangkara.

Salah satu lansia miskin, Ni Ketut Wiarti, yang tinggal di Banjar Tegallantang, Kelurahan Ubud, hidup sebatangkara setelah ditinggal mati sang suami.

Sementara anak perempuannya Ni Wayan Yanis Wati sudah menikah ke Buleleng. “Sekarang Ni Ketut Warti memang tidak punya siapa lagi, hanya kami kerabatnya tinggal disini,” ujar Komang Arisanti kerabat Ni Ketut Wiarti.

Ni Ketut Wiarti tinggal dalam satu petak rumah yang merupakan bantuan pemerintah beberapa tahun lalu.

Di areal rumah itu juga terdapat dapur berupa bangunan lama dengan tembok berupa popolan tanah.

Ironisnya atap bangunan itu hanya ditumpuk-tumpuk dengan seng, triplek, jerami dan kelabang (anyaman daun kelapa).

Keseharianya Ni Ketut Wiarti hanya berkeliling banjar setempat dari rumah ke rumah. Ia membantu tetangga mengerjakan berbagai hal, mulai dari menyapu nyetrika dan lainya.

Sebagai ganti dari pekerjaan itu ia diberi upah makan atau uang. “Jadi dari pagi itu ibu Wiarti sudah keluar, kalau sore pasti balik pulang,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Bagian Umum Pemda Gianyar, I Gusti Bagus Adi Wicaksana Widhya Utama mengatakan jajaranya menjalankan program Bupati Gianyar, I Made Mahayastra dalam mengentaskan kemiskinan.

Dari Bagian Umum mendapat tugas membina warga miskin di Kelurahan Ubud. “Ini program Bapak Bupati Gianyar, agar seluruh OPD memberikan

pendampingan hingga pembinaan warga miskin, tujuannya agar kemiskinan di Gianyar menjadi nol,” jelas pria yang akrab disapa Ngurah Bem itu.

Pihaknya sendiri sudah mendata puluhan warga miskin di Kelurahan Ubud. Awalnya Bagian Umum Pemda Gianyar mendata 35 warga miskin.

Namun, setelah verifikasi pada Kamis kemarin (27/2), diperoleh 29 warga yang masuk kriteria warga miskin.

Salah satunya, Ni Ketut Wiarti, yang ada dalam garis kemiskinan serta hidup sebatang kara. “4 orang dari 29 warga miskin ini merupakan lansia yang hidup sebatang kara. Seperti ibu Wiarti ini,” terangnya.

Pemda Gianyar sendiri dipastikan akan rutin memberikan bantuan kepada warga miskin yang sudah terdata.

Khusus untuk hari raya Galungan dan Kuningan ini, pihaknya menjalankan perintah Bupati Gianyar untuk berbagi kepada warga miskin.

“Kami memberikan bantuan daging babi, serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada 29 warga miskin di Kelurahan Ubud,” ungkapnya.

Ngurah Bem meminta peran pihak swasta yang ada di Ubud untuk ikut membantu. Terutama pemilik hotel dan restoran di Ubud untuk membantu warga keluar dari garis kemiskinan.

Pihaknya memastikan sudah ada sejumlah pengusaha yang siap membantu Bupati Gianyar dalam upaya pembinaan dan pendampingan warga miskin.

“Harapan kami semua pengusaha pariwisata di Ubud ikut memberi perhatian,” pungkasnya.

UBUD – Berada di wilayah pariwisata yang bergelimang dollar rupanya tak menjamin warga Ubud sejahtera.

Tercatat ada 29 warga Kelurahan Ubud masih berada di bawah garis kemiskinan. Beberapa diantaranya merupakan lansia dan hidup sebatangkara.

Salah satu lansia miskin, Ni Ketut Wiarti, yang tinggal di Banjar Tegallantang, Kelurahan Ubud, hidup sebatangkara setelah ditinggal mati sang suami.

Sementara anak perempuannya Ni Wayan Yanis Wati sudah menikah ke Buleleng. “Sekarang Ni Ketut Warti memang tidak punya siapa lagi, hanya kami kerabatnya tinggal disini,” ujar Komang Arisanti kerabat Ni Ketut Wiarti.

Ni Ketut Wiarti tinggal dalam satu petak rumah yang merupakan bantuan pemerintah beberapa tahun lalu.

Di areal rumah itu juga terdapat dapur berupa bangunan lama dengan tembok berupa popolan tanah.

Ironisnya atap bangunan itu hanya ditumpuk-tumpuk dengan seng, triplek, jerami dan kelabang (anyaman daun kelapa).

Keseharianya Ni Ketut Wiarti hanya berkeliling banjar setempat dari rumah ke rumah. Ia membantu tetangga mengerjakan berbagai hal, mulai dari menyapu nyetrika dan lainya.

Sebagai ganti dari pekerjaan itu ia diberi upah makan atau uang. “Jadi dari pagi itu ibu Wiarti sudah keluar, kalau sore pasti balik pulang,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Bagian Umum Pemda Gianyar, I Gusti Bagus Adi Wicaksana Widhya Utama mengatakan jajaranya menjalankan program Bupati Gianyar, I Made Mahayastra dalam mengentaskan kemiskinan.

Dari Bagian Umum mendapat tugas membina warga miskin di Kelurahan Ubud. “Ini program Bapak Bupati Gianyar, agar seluruh OPD memberikan

pendampingan hingga pembinaan warga miskin, tujuannya agar kemiskinan di Gianyar menjadi nol,” jelas pria yang akrab disapa Ngurah Bem itu.

Pihaknya sendiri sudah mendata puluhan warga miskin di Kelurahan Ubud. Awalnya Bagian Umum Pemda Gianyar mendata 35 warga miskin.

Namun, setelah verifikasi pada Kamis kemarin (27/2), diperoleh 29 warga yang masuk kriteria warga miskin.

Salah satunya, Ni Ketut Wiarti, yang ada dalam garis kemiskinan serta hidup sebatang kara. “4 orang dari 29 warga miskin ini merupakan lansia yang hidup sebatang kara. Seperti ibu Wiarti ini,” terangnya.

Pemda Gianyar sendiri dipastikan akan rutin memberikan bantuan kepada warga miskin yang sudah terdata.

Khusus untuk hari raya Galungan dan Kuningan ini, pihaknya menjalankan perintah Bupati Gianyar untuk berbagi kepada warga miskin.

“Kami memberikan bantuan daging babi, serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada 29 warga miskin di Kelurahan Ubud,” ungkapnya.

Ngurah Bem meminta peran pihak swasta yang ada di Ubud untuk ikut membantu. Terutama pemilik hotel dan restoran di Ubud untuk membantu warga keluar dari garis kemiskinan.

Pihaknya memastikan sudah ada sejumlah pengusaha yang siap membantu Bupati Gianyar dalam upaya pembinaan dan pendampingan warga miskin.

“Harapan kami semua pengusaha pariwisata di Ubud ikut memberi perhatian,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/