27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 5:22 AM WIB

Marak, Aksi “Nyantol” Listrik, PLN Minta Warga Pasang Meteran Listrik

SINGARAJA – Aksi saling menumpang sambungan listrik alias “nyantol listrik”, marak berlangsung di Buleleng. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun kewalahan mengatasi masalah ini.

Sejumlah masyarakat ngotot menyatakan aksi nyantol listrik itu aman. Mereka pun menolak tawaran PLN agar warga memasang meteran listrik mandiri.

Aksi nyantol listrik itu banyak ditemukan di desa-desa. PLN menyebutnya over spanning. Terkadang kabel yang dibentangkan untuk nyantol listrik, mencapai puluhan meter.

Kondisi itu rentan memicu kebakaran. Terlebih kabel yang digunakan merupakan kabel serat tunggal.

Data PLN Area Bali Utara menunjukkan, ada 4.700 rumah yang nyantol listrik. Para pemilik rumah sudah dihimbau memasang meteran listrik mandiri, namun masih enggan.

“Kami sudah sosialisasi. Tapi ada masyarakat yang pemahaman keselamatannya masih minim. Mereka berpikir yang penting listrik ada,

meskipun itu nyantol di tetangga,” kata Manajer PLN Area Bali Utara, I Gusti Made Aditya saat ditemui di PLN Rayon Singaraja.

Aditya tak menampik ada beberapa insiden yang terjadi akibat kabel over spanning itu. Ada beberapa kasus warga yang tersetrum listrik.

Biasanya kabel-kabel itu menjalar ke pohon-pohon di kebun warga. Seringkali ada kabel-kabel uzur yang telanjang. Saat terkena hujan, hal itu memicu korsleting listrik dan rentan menyebabkan kebakaran.

“Makanya kami dorong warga itu pasang meteran listrik pribadi di rumah-rumah. Nggak usah nyantol lagi. Kami terus melakukan sosialisasi bersama aparat desa. Harapannya tidak ada yang seperti itu lagi,” imbuhnya.

Di sisi lain, kini di Kabupaten Buleleng ada tujuh rumah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dua rumah ada di Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan.

Tiga rumah di Banjar Dinas Munduk Uaban, Desa Pedawa. Satu rumah di Banjar Dinas Sekar, Desa Ringdikit. Sebuah rumah lainnya ada di Banjar Dinas Celagi, Desa Unggahan.

PLN sudah melakukan survey ke rumah-rumah tersebut. Beberapa warga mengaku tak memiliki uang untuk memasang listrik.

Ada pula yang memilih tak menggunakan listrik karena takut kesetrum. Penyebabnya salah seorang penghuni rumah menderita gangguan jiwa.

SINGARAJA – Aksi saling menumpang sambungan listrik alias “nyantol listrik”, marak berlangsung di Buleleng. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun kewalahan mengatasi masalah ini.

Sejumlah masyarakat ngotot menyatakan aksi nyantol listrik itu aman. Mereka pun menolak tawaran PLN agar warga memasang meteran listrik mandiri.

Aksi nyantol listrik itu banyak ditemukan di desa-desa. PLN menyebutnya over spanning. Terkadang kabel yang dibentangkan untuk nyantol listrik, mencapai puluhan meter.

Kondisi itu rentan memicu kebakaran. Terlebih kabel yang digunakan merupakan kabel serat tunggal.

Data PLN Area Bali Utara menunjukkan, ada 4.700 rumah yang nyantol listrik. Para pemilik rumah sudah dihimbau memasang meteran listrik mandiri, namun masih enggan.

“Kami sudah sosialisasi. Tapi ada masyarakat yang pemahaman keselamatannya masih minim. Mereka berpikir yang penting listrik ada,

meskipun itu nyantol di tetangga,” kata Manajer PLN Area Bali Utara, I Gusti Made Aditya saat ditemui di PLN Rayon Singaraja.

Aditya tak menampik ada beberapa insiden yang terjadi akibat kabel over spanning itu. Ada beberapa kasus warga yang tersetrum listrik.

Biasanya kabel-kabel itu menjalar ke pohon-pohon di kebun warga. Seringkali ada kabel-kabel uzur yang telanjang. Saat terkena hujan, hal itu memicu korsleting listrik dan rentan menyebabkan kebakaran.

“Makanya kami dorong warga itu pasang meteran listrik pribadi di rumah-rumah. Nggak usah nyantol lagi. Kami terus melakukan sosialisasi bersama aparat desa. Harapannya tidak ada yang seperti itu lagi,” imbuhnya.

Di sisi lain, kini di Kabupaten Buleleng ada tujuh rumah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dua rumah ada di Banjar Dinas Bukit Balu, Desa Ambengan.

Tiga rumah di Banjar Dinas Munduk Uaban, Desa Pedawa. Satu rumah di Banjar Dinas Sekar, Desa Ringdikit. Sebuah rumah lainnya ada di Banjar Dinas Celagi, Desa Unggahan.

PLN sudah melakukan survey ke rumah-rumah tersebut. Beberapa warga mengaku tak memiliki uang untuk memasang listrik.

Ada pula yang memilih tak menggunakan listrik karena takut kesetrum. Penyebabnya salah seorang penghuni rumah menderita gangguan jiwa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/