RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika makin sering bertandang ke posko-posko pengungsian untuk melihat kondisi para pengungsi.
Seperti yang dilakukannya di GOR Swecapura, Klungkung, Rabu (27/9) kemarin. Dengan turun ke posko, gubernur ingin mengetahui langkah-langkah strategis dalam mengatasi masalah yang dihadapi para pengungsi.
Namun, berdasar evaluasi sepekan terakhir, gubernur mengaku heran dengan tingkah polah pejabat Karangasem. Lho ada apa?
Gubernur menyebut kerap mendapati pejabat Karangasem yang kondisi masyarakatnya sedang kesusahan malah sering berseliweran di Denpasar.
“Bantu dong bupatinya, kasihan saya lihatnya. Pontang panting sendiri, sementara mobil plat merah S ada di Denpasar berseliweran. Ngapain ini? Jangan begitulah,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh pihak harus ikut prihatin terkait bencana alam Gunung Agung ini. Terutama para pejabat pemerintahan.
“Provinsi itu saya larang keluar kota sekarang. Semua kepala SKPD tidak ada keluar dan harus bersiap,” katanya.
Terkait dengan bantuan, pihaknya mengimbau kepada para donatur dalam memberikan bantuan agar berupa uang.
Karena apa yang diberikan donator saat ini banyak yang berupa beras dan mie instan, sehingga kebutuhan lain para pengungsi sulit dipenuhi.
“Kayak gas, itu kan tidak ada yang beri bantuan sehingga harus berhutang dulu,” ungkapnya. Berhutang terpaksa dilakukan karena status saat ini baru siaga darurat sehingga dana tanggap darurat belum bisa dicairkan.
“Dana itu baru bisa dicairkan kalau gunungnya sudah meletus,” kata gubernur. Hal tersebut dibenarkan Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi di Klungkung, Pemkab Klungkung saat ini sudah berutang sebesar Rp 136 juta.
Menurut Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, beras merupakan salah satu logistik yang dibon oleh Pemkab Klungkung.