28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:27 AM WIB

Jembrana Tak Berencana Beli Alat RT-PCR untuk Tes Swab

NEGARA – Keberadaan alat Reverse transcription chain reaction (RT-PCR) sangat dibutuhkan untuk mendiagnosis virus SARS-COV-2. Di Bali sendiri sudah ada beberapa laboratorium di Denpasar tersebut. Bahkan, berada daerah macam Buleleng dan Tabanan kini telah memiliki alat tersebut.

Namun demikian beda halnya dengan Jembrana. Kabupaten paling barat Pulau Bali ini tidak memiliki rencana pengadaan alat RT-PCR. Hal ini ditegaskan Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata Senin (28/9).

Disinggung mengenai pengadaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) khusus di RSU Negara untuk mempercepat tes swab, Parwata mengaku tidak akan mengadakan PCR.

Menurut Parwata, untuk mengadakan laboratorium PCR membutuhkan anggaran besar, sedangkan anggaran di RSU Negara terbatas.

“Rencana kita mau beli mesin PCR, cuma kami kaji ulang dengan gugus tugas, efektivitas alat ini setelah selesai bencana tidak bisa dipakai,” ungkapnya.

Akan tetapi, jika nantinya mendapat sumbangan mesin PCR seperti kabupaten lain, dia mengaku pihaknya sudah siap untuk menerima.

Dijelaskan, kalau harganya Rp 1,5 miliar, bagi RSU Negara cukup besar, lebih baik digunakan untuk penanganan Covid-19. 

“Efektifitas itu yang perlu dikaji. Jadi tidak perlu membeli mesin PCR,” ungkapnya.

Karena tak memiliki alat sendiri, sampel spesimen swab dari Jembrana dikirim ke Denpasar. Karena itu, kabupaten Jembrana harus mengantre dengan daerah lain dalam mendapatkan hasil tes swab warganya.

NEGARA – Keberadaan alat Reverse transcription chain reaction (RT-PCR) sangat dibutuhkan untuk mendiagnosis virus SARS-COV-2. Di Bali sendiri sudah ada beberapa laboratorium di Denpasar tersebut. Bahkan, berada daerah macam Buleleng dan Tabanan kini telah memiliki alat tersebut.

Namun demikian beda halnya dengan Jembrana. Kabupaten paling barat Pulau Bali ini tidak memiliki rencana pengadaan alat RT-PCR. Hal ini ditegaskan Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata Senin (28/9).

Disinggung mengenai pengadaan laboratorium polymerase chain reaction (PCR) khusus di RSU Negara untuk mempercepat tes swab, Parwata mengaku tidak akan mengadakan PCR.

Menurut Parwata, untuk mengadakan laboratorium PCR membutuhkan anggaran besar, sedangkan anggaran di RSU Negara terbatas.

“Rencana kita mau beli mesin PCR, cuma kami kaji ulang dengan gugus tugas, efektivitas alat ini setelah selesai bencana tidak bisa dipakai,” ungkapnya.

Akan tetapi, jika nantinya mendapat sumbangan mesin PCR seperti kabupaten lain, dia mengaku pihaknya sudah siap untuk menerima.

Dijelaskan, kalau harganya Rp 1,5 miliar, bagi RSU Negara cukup besar, lebih baik digunakan untuk penanganan Covid-19. 

“Efektifitas itu yang perlu dikaji. Jadi tidak perlu membeli mesin PCR,” ungkapnya.

Karena tak memiliki alat sendiri, sampel spesimen swab dari Jembrana dikirim ke Denpasar. Karena itu, kabupaten Jembrana harus mengantre dengan daerah lain dalam mendapatkan hasil tes swab warganya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/