SINGARAJA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng menganjurkan agar Pemkab Buleleng menggarap destinasi wisata super prioritas. Hal ini perlu dilakukan, agar pemerintah memiliki prioritas dalam proses peningkatan kualitas serta sarana dan prasarana di destinasi wisata.
Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengatakan, pihaknya kerap menerima masukan dari wisatawan. Para wisatawan kebanyakan menyebut fasilitas dan penataan kawasan objek wisata di Buleleng biasa-biasa saja.
Suardipa menduga hal itu terjadi karena objek wisata yang ada di Buleleng terlampau banyak. Yakni 81 objek wisata. Dampaknya pemerintah pun tak bisa memberikan anggaran yang besar untuk penataan kawasan dan peningkatan fasilitas.
“Kalau destinasi banyak, semua bagus dan terawat, tentu sangat baik. Tapi untuk pemenuhan kebutuhan itu, perlu uang yang banyak. Hemat kami, sebaiknya pemerintah fokus mengembangkan kawasan super prioritas saja. Jadi setahun ada 1 atau 2 kawasan yang benar-benar ditata dengan baik. Sedangkan lainnya bisa dengan pemeliharaan rutin saja,” kata Suardipa.
Salah satu potensi yang harus digarap serius ialah penataan Danau Buyan. Danau ini dianggap memiliki pemandangan yang tak kalah eksotik dengan Danau Beratan. Apabila ditata dengan optimal, Suardipa meyakini Danau Buyan akan menjadi destinasi wisata dengan kualitas premium. Mengingat kawasan ini bisa ditata menjadi kawasan wisata massal, maupun kawasan wisata premium.
“Kita sudah lihat sendiri, sekarang banyak yang suka camping ke sana. Ini bisa jadi wisata massal. Kalau yang premium, bisa diarahkan ke seputar wilayah Dasong. Bisa jogging track keliling danau. Lebih bagus lagi kalau ditambahkan fasilitas perahu listrik. Ini akan jadi daya tarik yang luar biasa,” imbuhnya.
Selain kawasan Danau Buyan, kawasan Pantai Penimbangan juga perlu dilirik. Sebab kawasan ini sudah menjadi rujukan bagi wisatawan domestik. Dengan potensi keindahan bawah laut dan keberadaan lokasi konservasi penyu, hal itu bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Belum lagi kisah sejarah keberadaan Kerajaan Buleleng, yang erat dengan Pantai Penimbangan. “Ada kisah bahwa Ki Barak Panji Sakti mampu menyelamatkan kapal Tiongkok yang karam. Ini kan bagian dari sejarah kita di Buleleng. Bisa dibuatkan relief dan disusun narasinya, itu sudah bisa jadi destinasi baru,” tukas Suardipa.