29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:38 AM WIB

Diterjang Lahar, Tukad Unda Alami Pendangkalan, Satu Rumah Terendam

SEMARAPURA– Lahar hujan yang mengalir di Sungai Unda tidak hanya berupa air, namun juga mengandung material erupsi berupa pasir, batu, dan lumpur.

Sehingga tidak heran lahar hujan yang terus mengalir hingga saat ini meski volumenya mengalami penurunan, memicu terjadinya pendangkalan di sepanjang aliran Sungai Unda.

Seperti yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Unda, Desa Tangkas yang diperkirakan mengalami pendangkalan hingga satu meter lebih dari dasar sungai.

Kondisi itu membuat rumah milik Made Sebita yang berdiri di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas terendam air dan material pasir setinggi kurang lebih sekitar 20 centimeter.

Sebelumnya lokasi rumah milik Made Sebita berada sekitar delapan meter lebih dari bibir Sungai Unda.

Akibatnya, Made Sebita beserta istri dan kedua anaknya yang mengalami gangguan mental itu akhirnya mengungsi di tempat pembuatan batako milik Ketut Kota yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Salah seorang tetangga Made Sebita, Nengah Ayu Sriani saat ditemui di tempat pembuatan batako milik Ketut Kota mengungkapkan, keluarga Made Sebita telah mengungsi sejak 10 hari yang lalu akibat rumahnya terendam air.

Menurutnya, kedua anak Sebita memiliki keterbelakangan mental sehingga Sebita dan sang istri yang selama ini memenuhi kebutuhan keluarga kecil tersebut dengan menjadi seorang pemulung.

“Made Sebita ini sebelumnya pernah transmigrasi ke Sulawesi dan kemudian kembali lagi ke Bali bersama dua anaknya.

Mereka punya rumah di Tangkas bahkan dapat bedah rumah, tapi biar mudah dapat rongsokan dan beternak babi, akhirnya pindah ke sini sejak lima tahun yang lalu,” katanya.

Sebulan sebelum rumah Sebita terendam, kata dia, tim dari BPBD Klungkung sempat mengungsikan seluruh keluarga Sebita, beserta babi peliharaannya ke sebuah banjar.

Namun karena tidak kerasan, keesokan akhirnya Sebita dan keluarga kembali lagi ke rumah beratap asbes itu.

Saat dikonfirmasi, Kalak BPBD Klungkung, I Putu Widiada membenarkan jika timnya pernah melakukan evakuasi kepada keluarga tersebut.

Namun keesokan harinya, keluarga kecil Sebita itu kembali ke rumahnya lagi. Atas kondisi saat ini, pihaknya mengaku akan kembali lagi mengunjungi keluarga Sebita dan diharapkan mau untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. 

SEMARAPURA– Lahar hujan yang mengalir di Sungai Unda tidak hanya berupa air, namun juga mengandung material erupsi berupa pasir, batu, dan lumpur.

Sehingga tidak heran lahar hujan yang terus mengalir hingga saat ini meski volumenya mengalami penurunan, memicu terjadinya pendangkalan di sepanjang aliran Sungai Unda.

Seperti yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Unda, Desa Tangkas yang diperkirakan mengalami pendangkalan hingga satu meter lebih dari dasar sungai.

Kondisi itu membuat rumah milik Made Sebita yang berdiri di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas terendam air dan material pasir setinggi kurang lebih sekitar 20 centimeter.

Sebelumnya lokasi rumah milik Made Sebita berada sekitar delapan meter lebih dari bibir Sungai Unda.

Akibatnya, Made Sebita beserta istri dan kedua anaknya yang mengalami gangguan mental itu akhirnya mengungsi di tempat pembuatan batako milik Ketut Kota yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya.

Salah seorang tetangga Made Sebita, Nengah Ayu Sriani saat ditemui di tempat pembuatan batako milik Ketut Kota mengungkapkan, keluarga Made Sebita telah mengungsi sejak 10 hari yang lalu akibat rumahnya terendam air.

Menurutnya, kedua anak Sebita memiliki keterbelakangan mental sehingga Sebita dan sang istri yang selama ini memenuhi kebutuhan keluarga kecil tersebut dengan menjadi seorang pemulung.

“Made Sebita ini sebelumnya pernah transmigrasi ke Sulawesi dan kemudian kembali lagi ke Bali bersama dua anaknya.

Mereka punya rumah di Tangkas bahkan dapat bedah rumah, tapi biar mudah dapat rongsokan dan beternak babi, akhirnya pindah ke sini sejak lima tahun yang lalu,” katanya.

Sebulan sebelum rumah Sebita terendam, kata dia, tim dari BPBD Klungkung sempat mengungsikan seluruh keluarga Sebita, beserta babi peliharaannya ke sebuah banjar.

Namun karena tidak kerasan, keesokan akhirnya Sebita dan keluarga kembali lagi ke rumah beratap asbes itu.

Saat dikonfirmasi, Kalak BPBD Klungkung, I Putu Widiada membenarkan jika timnya pernah melakukan evakuasi kepada keluarga tersebut.

Namun keesokan harinya, keluarga kecil Sebita itu kembali ke rumahnya lagi. Atas kondisi saat ini, pihaknya mengaku akan kembali lagi mengunjungi keluarga Sebita dan diharapkan mau untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/