25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:13 AM WIB

Tukad Unda Diterjang Lahar, Pasir Menumpuk, Bawa Berkah Bagi Warga

SEMARAPURA – Pendangkalan Sungai Unda itu memberikan berkah bagi puluhan warga Desa Tangkas, Klungkung.

Sejak lima hari yang lalu, sekitar 50 warga Desa Tangkas mulai menjadi buruh pencari pasir dengan pendapatan sekitar Rp 800 ribu per truk yang biasanya dikerjakan oleh 3-4 orang selama dua hari.

Adapun warga yang menjadi buruh pencari truk itu adalah warga yang terkena dampak erupsi Gunung Agung.

Seperti Wayan Wiratni dan Made Susilawati yang sebelumnya adalah seorang petani, namun karena sawahnya tidak dialiri air setelah dilakukannya penutupan saluran irigasi

akibat sumber air mengandung material erupsi, akhirnya sejak lima hari yang lalu dia akhirnya mencoba peruntungan menjadi pencari pasir.

“Saya lebih baik bertani sebenarnya. Karena kerja mencari pasir cukup payah dan harus berendam di air,” ujar ibu dua anak itu.

Begitupun dengan Ketut Sedana yang sebelumnya adalah seorang satpam di sebuah penginapan di wilayah Sanur.

Sejak lima hari yang lalu, dia juga beralih menjadi penambang pasir setelah dua bulan dirumahkan oleh pemilik penginapan akibat kunjungan wisatawan yang sepi.

“Ya, biar bisa menyambung hidup. Saya punya anak yang masih SMA,” tandas ayah dari satu orang anak itu.

SEMARAPURA – Pendangkalan Sungai Unda itu memberikan berkah bagi puluhan warga Desa Tangkas, Klungkung.

Sejak lima hari yang lalu, sekitar 50 warga Desa Tangkas mulai menjadi buruh pencari pasir dengan pendapatan sekitar Rp 800 ribu per truk yang biasanya dikerjakan oleh 3-4 orang selama dua hari.

Adapun warga yang menjadi buruh pencari truk itu adalah warga yang terkena dampak erupsi Gunung Agung.

Seperti Wayan Wiratni dan Made Susilawati yang sebelumnya adalah seorang petani, namun karena sawahnya tidak dialiri air setelah dilakukannya penutupan saluran irigasi

akibat sumber air mengandung material erupsi, akhirnya sejak lima hari yang lalu dia akhirnya mencoba peruntungan menjadi pencari pasir.

“Saya lebih baik bertani sebenarnya. Karena kerja mencari pasir cukup payah dan harus berendam di air,” ujar ibu dua anak itu.

Begitupun dengan Ketut Sedana yang sebelumnya adalah seorang satpam di sebuah penginapan di wilayah Sanur.

Sejak lima hari yang lalu, dia juga beralih menjadi penambang pasir setelah dua bulan dirumahkan oleh pemilik penginapan akibat kunjungan wisatawan yang sepi.

“Ya, biar bisa menyambung hidup. Saya punya anak yang masih SMA,” tandas ayah dari satu orang anak itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/