TABANAN – Dua anggota DPRD Tabanan asal Marga yakni I Putu Eka Putra Nurcahyadi dan Putu Yuni Widyadnyani sepakat untuk
menjadi orangtua dari Ni Kadek Rustiani, 17, dan I Komang Triana Putra, 7, keluarga yatim piatu yang tinggal di banjar Basa, Desa Marga, Kecamatan Marga Tabanan.
Menurut Eka Nurcahyadi, dirinya bersama rekannya yang sama-sama berasal dari Fraksi PDIP itu akan menjadi penanggungjawab dari kedua bersaudara tersebut.
“Jadi nantinya secara berkelanjutan mengawasi perkembangan Kadek dan Komang, juga mengawasi bantuan-bantuan yang diterima,
serta akan mempertanggungjawabkan biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari anak-anak ini,” ujar Eka Nurcahyadi kemarin.
Berdasar informasi, sampai saat ini keluarga yang bersangkutan masih terdaftar sebagai penerima manfaat
Program Keluarga Harapan (PKH) khusus untuk Komang Triana Putra yang masih bersekolah di kelas 2 SD yang didapatkan setiap tiga bulan sekali.
Rustiani juga menerima beras serta bantuan dari OPD peduli setiap bulannya sebesar Rp 500 ribu. “Untuk rekening atas nama si bungsu
dibawa oleh orang tua asuh yakni I Wayan Murjana yang kebetulan merupakan saudara sepupu mereka,” kata Eka Nurcahyadi.
Kondisi Rustiani dan adiknya juga mendapat atensi langsung dari Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra.
Ditemui dirumah Rustiani, Mahendra memastikan bahwa Rustiani dan adiknya tidak terlantar. Karena sejak tahun 2012
adik Rustiani telah menerima bantuan PKH untuk pendidikan hingga Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang didapat setiap bulannya.
Selain bantuan itu, ada jug bantuan dari OPD peduli sebesar Rp500 ribu per bulan. “Anak ini juga sedang diajukan anak kedaruratan yakni penanganan diluar panti, dimana nantinya akan dijamin kebutuhan dasarnya,” kata Dewa Mahendra.
Dengan demikian, pendidikan adik Rustiani tidak akan putus. Sedangkan pendidikan Rustiani yang sudah putus sampai SD akan disarankan mengikuti kejar paket.
“Kejar paker B kalau SMP setelah itu baru kejar paket C,” imbuhnya. Terkait sertifikat rumah yang dianggunkan ke bank, pihaknya telah mencarikan solusi apabila kemungkinan terburuk yakni rumah tersebut dilelang.
Mahendra telah melakukan komunikasi dengan klian banjar setempat agar desa mencarikan satu atau dua are tanah kosong.
“Nanti bangunan rumah kami bisa usahakan pakai bedah rumah, bisa melalui relawan, atau nanti anak ini akan diajak oleh saudara sesuai pesan orang tuanya, intinya anak ini tidak sampai terlantar,” tegasnya memastikan.
Yang terpenting pihaknya akan terus melakukan kontrol untuk menjamin Rustiani dan adiknya tidak sampai terlantar.
Bibinya yang sakit stroke pun sudah mendapatkan bantuan kursi roda untuk meringankan beban sakitnya. “Semuanya sudah mendapatkan KIS,” tandasnya.