29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:15 AM WIB

Makan Siang dengan Lauk Tongkol, Belasan Taruna Perikanan Keracunan

NEGARA – Belasan siswa Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana, mengalami keracunan makanan, Selasa kemarin (28/1).

Mereka diduga keracunan lauk ikan tongkol katering dari luar kampus yang rutin dipesan pihak kampus untuk semua siswa taruna.

Menurut informasi, keracunan siswa taruna terjadi setelah makan siang sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, sekitar 217 orang taruna makan siang bersama

di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan.

Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari 10 menit langsung merasakan mual dan pusing.

“Tadi setelah makan langsung mual, tapi tidak muntah,” kata Ugik, salah satu siswa taruna yang keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas II Negara.

Setelah makan, satu persatu siswa taruna mengalami pusing dan mual, sehingga langsung dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara.

Setelah menjalani observasi dan penanganan medis, semua siswa sudah dinyatakan membaik dan selanjutnya dibawa kembali ke Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana.

Pembantu Direktur III Politeknik Kalautan dan Perikanan Jembrana I Gusti Ayu Budiadnyani mengatakan, seluruh siswa taruna makan makanan dari katering yang rutin dipesan pihak kampus untuk makan taruna.

Seluruh siswa taruna yang mengalami mual dan using diduga keracunan setelah makan dengan lauk ikan tongkol.

Saat makan lauknya ikan tongkol, dipengaruhi daya tahan tubuh siswa yang rentan sehingga langsung mual.

“Sekarang sudah pulang. Rasanya (yang dialami siswa) sama, mual, pusing karena memang faktor daya tahan tubuh juga. Kebetulan ikan tongkol histaminnya tinggi,” ungkapnya.

Budiadnyani menegaskan, total siswa yang mendapat penanganan di Puskesmas II Negara sebanyak 16 orang dan satu orang siswa dibawa ke RSU Negara.

Sebagian taruna yang juga makan makanan yang sama sudah dilakukan pencegahan, sehingga tidak perlu penanganan observasi di Puskesmas.

“Tidak parah juga, cuma butuh pencegahan. Yang lainnya sudah kita lakukan pencegahan karena ikut makan,” terangnya. 

NEGARA – Belasan siswa Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana, mengalami keracunan makanan, Selasa kemarin (28/1).

Mereka diduga keracunan lauk ikan tongkol katering dari luar kampus yang rutin dipesan pihak kampus untuk semua siswa taruna.

Menurut informasi, keracunan siswa taruna terjadi setelah makan siang sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, sekitar 217 orang taruna makan siang bersama

di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan.

Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari 10 menit langsung merasakan mual dan pusing.

“Tadi setelah makan langsung mual, tapi tidak muntah,” kata Ugik, salah satu siswa taruna yang keracunan saat menjalani perawatan di Puskesmas II Negara.

Setelah makan, satu persatu siswa taruna mengalami pusing dan mual, sehingga langsung dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara.

Setelah menjalani observasi dan penanganan medis, semua siswa sudah dinyatakan membaik dan selanjutnya dibawa kembali ke Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana.

Pembantu Direktur III Politeknik Kalautan dan Perikanan Jembrana I Gusti Ayu Budiadnyani mengatakan, seluruh siswa taruna makan makanan dari katering yang rutin dipesan pihak kampus untuk makan taruna.

Seluruh siswa taruna yang mengalami mual dan using diduga keracunan setelah makan dengan lauk ikan tongkol.

Saat makan lauknya ikan tongkol, dipengaruhi daya tahan tubuh siswa yang rentan sehingga langsung mual.

“Sekarang sudah pulang. Rasanya (yang dialami siswa) sama, mual, pusing karena memang faktor daya tahan tubuh juga. Kebetulan ikan tongkol histaminnya tinggi,” ungkapnya.

Budiadnyani menegaskan, total siswa yang mendapat penanganan di Puskesmas II Negara sebanyak 16 orang dan satu orang siswa dibawa ke RSU Negara.

Sebagian taruna yang juga makan makanan yang sama sudah dilakukan pencegahan, sehingga tidak perlu penanganan observasi di Puskesmas.

“Tidak parah juga, cuma butuh pencegahan. Yang lainnya sudah kita lakukan pencegahan karena ikut makan,” terangnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/