33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:17 PM WIB

Fredy Hilang Misterius, Disnaker Minta Masyarakat Waspada Agen Bodong

SINGARAJA – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng meminta agar masyarakat waspada dengan tawaran bekerja ke luar negeri.

Masyarakat diminta melakukan pengecekan dan verifikasi di Disnaker Buleleng, untuk menghindari potensi penipuan.

Imbauan ini dikeluarkan sebagai buntut kasus penipuan yang dialami Gede Doni Wiantana yang gagal berangkat kerja ke kapal pesiar setelah menyetorkan uang Rp 250 juta kepada Komang Adi Setiady alias Fredy.

Fredy sendiri sampai saat ini masih misterius keberadaannya. Dia menghilang bersama istrinya yang diduga ikut terlibat dalam kasus ini.

Kepala Disnaker Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan mengatakan, iming-iming bekerja ke luar negeri memang sangat rentan dijadikan modus penipuan.

Terlebih kini animo masyarakat bekerja di luar negeri, utamanya di sektor pariwisata, sangat besar. Biasanya agen tenaga kerja bodong itu menyasar warga yang ingin bekerja di kapal pesiar.

Alih-alih disalurkan ke kapal pesiar, agen tersebut justru tak bisa dihubungi setelah mengeruk uang puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Ada pula agen bodong yang menawarkan pekerjaan pada hotel yang berada di luar negeri. Alih-alih bekerja pada sektor pariwisata, pekerja tersebut justru dipekerjakan di sektor informal tanpa dilengkapi izin kerja.

“Kejadian seperti ini kan sudah sering terjadi. Kami juga sudah sering, berkali-kali sosialisasi. Entah di sekolah maupun di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja, Red). Tapi, ini masih saja terjadi,” kata Dwi.

Mengantisipasi terulangnya kasus penipuan dengan kedok agen tenaga kerja, Disnaker Buleleng berencana melakukan sosialisasi pada para perbekel maupun bendesa.

Diharapkan mereka bisa meneruskan informasi tersebut pada masyarakat. “Kami diundang memberikan sosialisasi di desa juga tidak masalah.

Kami tidak ingin masyarakat terus-terusan tertipu. Padahal, mereka kan ingin mendapat pekerjaan yang baik,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, hingga kini hanya ada satu perusahaan penyalur tenaga kerja yang beroperasi di Buleleng. Agen tenaga kerja itu baru mengantongi izin dan sah beroperasi pada 2018 lalu.

Selain itu ada dua perusahaan lain, yang tengah mengurus perizinan sebagai agen penyalur tenaga kerja. Namun hingga kini, kedua perusahaan itu belum mampu memenuhi seluruh syarat-syarat perizinan. 

SINGARAJA – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng meminta agar masyarakat waspada dengan tawaran bekerja ke luar negeri.

Masyarakat diminta melakukan pengecekan dan verifikasi di Disnaker Buleleng, untuk menghindari potensi penipuan.

Imbauan ini dikeluarkan sebagai buntut kasus penipuan yang dialami Gede Doni Wiantana yang gagal berangkat kerja ke kapal pesiar setelah menyetorkan uang Rp 250 juta kepada Komang Adi Setiady alias Fredy.

Fredy sendiri sampai saat ini masih misterius keberadaannya. Dia menghilang bersama istrinya yang diduga ikut terlibat dalam kasus ini.

Kepala Disnaker Buleleng Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan mengatakan, iming-iming bekerja ke luar negeri memang sangat rentan dijadikan modus penipuan.

Terlebih kini animo masyarakat bekerja di luar negeri, utamanya di sektor pariwisata, sangat besar. Biasanya agen tenaga kerja bodong itu menyasar warga yang ingin bekerja di kapal pesiar.

Alih-alih disalurkan ke kapal pesiar, agen tersebut justru tak bisa dihubungi setelah mengeruk uang puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Ada pula agen bodong yang menawarkan pekerjaan pada hotel yang berada di luar negeri. Alih-alih bekerja pada sektor pariwisata, pekerja tersebut justru dipekerjakan di sektor informal tanpa dilengkapi izin kerja.

“Kejadian seperti ini kan sudah sering terjadi. Kami juga sudah sering, berkali-kali sosialisasi. Entah di sekolah maupun di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja, Red). Tapi, ini masih saja terjadi,” kata Dwi.

Mengantisipasi terulangnya kasus penipuan dengan kedok agen tenaga kerja, Disnaker Buleleng berencana melakukan sosialisasi pada para perbekel maupun bendesa.

Diharapkan mereka bisa meneruskan informasi tersebut pada masyarakat. “Kami diundang memberikan sosialisasi di desa juga tidak masalah.

Kami tidak ingin masyarakat terus-terusan tertipu. Padahal, mereka kan ingin mendapat pekerjaan yang baik,” imbuhnya.

Sekadar diketahui, hingga kini hanya ada satu perusahaan penyalur tenaga kerja yang beroperasi di Buleleng. Agen tenaga kerja itu baru mengantongi izin dan sah beroperasi pada 2018 lalu.

Selain itu ada dua perusahaan lain, yang tengah mengurus perizinan sebagai agen penyalur tenaga kerja. Namun hingga kini, kedua perusahaan itu belum mampu memenuhi seluruh syarat-syarat perizinan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/