SEMARAPURA – Ketut Janu Artika, 28, warga Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung dan warga negara Indonesia (WNI) lainnya masih
menjalani karantina setelah wabah virus corona menyebar di kapal pesiar Diamond Princess, yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama Jepang.
Pasalnya, hanya WNI saja yang masih berada di kapal pesiar tersebut. Sebab awak kapal dari negara lainnya telah dijemput oleh pemerintahannya masing-masing.
Janu Artika yang dihubungi via media sosial, menuturkan, awak atau kru kapal pesiar Diamond Princess sudah mulai dijemput oleh pemerintah masing-masing.
Seperti awak kapal asal Mexico, Peru, Serbia, Rumania, dan Ukraina, yang dijemput Jumat (28/2) kemarin.
Dengan dijemputnya mereka, menurutnya hanya awak kapal asal Indonesia saja yang masih akan tinggal di kapal pesiar tersebut. “Hanya kru dari Indonesia saja yang masih tersisa,” katanya.
Dia mengaku mendapat informasi dari sang kapten jika dia dan WNI lainnya yang berada di kapal pesiar tersebut baru akan dijemput oleh Pemerintah Indonesia pada Minggu (1/3) nanti.
Namun, oleh pemerintah, menurutnya, mereka tidak langsung dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
Meski telah menjalani karantina dan telah melakukan tes kesehatan sebanyak dua kali dengan hasil negatif virus korona, mereka harus menjalani karantina kembali di Indonesia.
Diperkirakan karantina akan berlangsung di Kepulauan Seribu. “Kami sudah siap untuk dijemput dan dikarantina,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketut Janu Artika, 28, warga Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung merupakan
salah satu tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess dan kini sedang menjalani masa karantina.
Wabah virus korona yang menginfeksi ratusan penumpang dan awak kapal membuat dia yang dinyatakan negatif terinfeksi virus tersebut juga harus menjalani karantina selama berminggu-minggu.
Janu mengaku sudah menjalani tes kesehatan untuk memastikan dirinya tidak terinfeksi virus korona. Dan dia pun dinyatakan sehat.
Meski begitu, dia dan rekannya yang lain harus tetap menjalani karantina di kapal pesiar yang kini sedang berlabuh di Yokohama, Jepang itu. “Keadaan kami sehat-sehat saja,” ujarnya.
Selama menjalani karantina, dia ingin sekali pulang. Bagaimana tidak, dia dan rekan lainnya harus berada di satu tempat dengan bayang-bayang virus korona.
“Kami sudah sempat berkomunikasi dengan pemerintah. Tetapi belum ada kepastian kapan kami bisa pulang,” tandasnya.
Sementara itu, kakak ipar Ketut Janu Artika, Nengah Sudarma saat ditemui di kediaman keluarga Ketut Janu Artika menuturkan, adik iparnya itu berangkat bulan Januari lalu.
Dan, itu menjadi keberangkatan Janu yang ke-7 untuk bekerja di kapal pesiar Diamond Princess.
Akhirnya setelah beberapa hari bekerja tersiar kabar jika ada penumpang di kapal pesiar tersebut yang positif terinfeksi virus korona.
“Sudah pasti keluarga langsung khawatir. Virus itu kan virus mematikan,” terangnya. Selama menjalani masa karantina, anak keempat dari enam bersaudara itu pasalnya kerap berkabar dan mengatakan ingin pulang.
Tidak hanya Janu, pihak keluarga juga menginginkan agar Janu bisa segera pulang ke rumah. Keluarga khawatir jika Janu terlalu lama di sana malah bisa terserang virus tersebut.
“Kapal pesiarkan ruangnya segitu saja sehingga penyebaran virus bisa lebih cepat. Kami berharap agar Janu bisa segera pulang
meski biasanya untuk masa kerja sekali berangkat itu sekitar 8 bulan,” kata pria yang sebelumnya juga pernah bekerja di kapal pesiar itu.
Lebih lanjut menurutnya, pihak keluarga terutamanya kedua orang tua Ketut Janu Artika, yakni I Nyoman Suardana dan Ni Wayan Mastini tidak pernah putus berdoa agar anaknya bisa pulang dalam kondisi sehat.
“Setiap hari kami berdoa agar Janu baik-baik saja dan bisa pulang dengan kondisi selamat,” tandasnya.