30.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:01 AM WIB

Alamak…Tak Dibayar, Buruh Proyek Kampus Politeknik KP Mogok Kerja

NEGARA – Pembangunan kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, dipastikan tidak selesai hingga waktu yang telah ditentukan, 31 Maret mendatang.

Pasalnya, para pekerja melakukan mogok kerja lantaran gaji mereka tidak dibayar sejak sebulan terakhir.

Selain mogok kerja, juga melakukan aksi demo menuntut gaji mereka segera dibayarkan.

Aksi demo depan kantor perusahaan pemenang tender pembangunan kampus yang berada di areal proyek tersebut, merupakan puncak dari kekecewaan para pekerja yang tidak kunjung mendapatkan haknya.

Sebelumnya, sejak tiga hari lalu para pekerja memilih hanya mogok kerja sebelum gaji dibayar.

“Terpaksa kami datangi kantor karena setiap hari hanya dijanjikan terus, tai tidak dibayar,” kata Gede Sumito, mandor pekerja proyek kampus, di sela aksi demo.

Menurutnya, total ada 200 orang lebih pekerja proyek pembangunan kampus yang berada dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut dengan nominal gaji antara Rp 90 ribu hingga RP150 ribu, tergantung status pekerjaan.

Perjanjian awal pembayaran gaji akan diberikan dua minggu sekali. Namun hingga selama sebulan ini para pekerja belum digaji.

Perusahaan hanya berjanji, tidak pernah ditepati. “Banyak yang tidak betah kerja akhirnya kabur, karena pembayarannya sering molor,” ujarnya.

Senada diungkapkan Andre, mandor yang sudah bekerja sejak bulan Desember itu mengaku pembayaran gaji selalu molor.

Awalnya, molornya pembayaran hanya sehari atau dua hari, sehingga para pekerja memaklumi.

Karena sekarang sudah molor hingga sebulan, para pekerja mulai protes dan memilih mogok kerja. “Sudah sering kita mogok kerja, karena bayarnya molor,” ungkapnya.

Menurut salah seorang pekerja, pada saat awal pembangunan gaji tidak pernah molor. Namun ketika perusahaan yang menyediakan tenaga berganti, pembayaran mulai sering molor.

Selama proses pembangunan kampus ini, sudah tiga kali berganti penyedia tenaga kerja dan pekerjanya selalu berganti.

“Saya di rumah punya keluarga yang butuh makan, saya di sini makan saja susah,” kata Soibi, 48, pekerja asal Demak, Jawa Tengah.

Sementara itu dari perusahaan menjanjikan pembayaran gaji akan dikirim langsung melalui rekening mandor paling lambat hari ini (29/3).

Hal tersebut diungkapkan saat mediasi antara perusahaan dengan para mandor yang mewakili pekerja, disaksikan aparat kepolisian.

“Pembayaran akan ditransfer langsung dari kantor pusat di Jakarta, karena itu minta KTP dan nomor rekeningnya. Paling lambat besok dibayar (hari ini),” kata Margoto, penanggungjawab proyek.

Informasi di LPSE Kementerian Kelautan dan Perikanan diketahui nilai pagu untuk Pembangunan Politeknik Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 54 miliar lebih dengan 89 peserta lelang.

PT Sartonia Agung menjadi pemenang tender dengan harga terkoreksi Rp 44,3 miliar. Namun dalam proses pembangunannya tahun 2017 lalu, waktu pelaksanaan 94 (hari kalender) tidak terpenuhi hingga tutup tahun.

Sehingga meminta lagi perpanjangan sampai 31 Maret 2018 dan pembangunan tetap tidak selesai. Namun, melihat hasil pembangunan hingga kemarin, dipastikan proyek tidak akan selesai.

Padahal taruna angkatan pertama kampus tersebut sudah dilantik bulan Desember 2017 lalu.

Karena kampus belum selesai dibangun, sementara taruna yang jumlahnya 75 orang ini kuliah dan praktik di Politeknik Perikanan Sidoarjo dan Bangsring, Banyuwangi.

NEGARA – Pembangunan kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Jembrana, dipastikan tidak selesai hingga waktu yang telah ditentukan, 31 Maret mendatang.

Pasalnya, para pekerja melakukan mogok kerja lantaran gaji mereka tidak dibayar sejak sebulan terakhir.

Selain mogok kerja, juga melakukan aksi demo menuntut gaji mereka segera dibayarkan.

Aksi demo depan kantor perusahaan pemenang tender pembangunan kampus yang berada di areal proyek tersebut, merupakan puncak dari kekecewaan para pekerja yang tidak kunjung mendapatkan haknya.

Sebelumnya, sejak tiga hari lalu para pekerja memilih hanya mogok kerja sebelum gaji dibayar.

“Terpaksa kami datangi kantor karena setiap hari hanya dijanjikan terus, tai tidak dibayar,” kata Gede Sumito, mandor pekerja proyek kampus, di sela aksi demo.

Menurutnya, total ada 200 orang lebih pekerja proyek pembangunan kampus yang berada dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut dengan nominal gaji antara Rp 90 ribu hingga RP150 ribu, tergantung status pekerjaan.

Perjanjian awal pembayaran gaji akan diberikan dua minggu sekali. Namun hingga selama sebulan ini para pekerja belum digaji.

Perusahaan hanya berjanji, tidak pernah ditepati. “Banyak yang tidak betah kerja akhirnya kabur, karena pembayarannya sering molor,” ujarnya.

Senada diungkapkan Andre, mandor yang sudah bekerja sejak bulan Desember itu mengaku pembayaran gaji selalu molor.

Awalnya, molornya pembayaran hanya sehari atau dua hari, sehingga para pekerja memaklumi.

Karena sekarang sudah molor hingga sebulan, para pekerja mulai protes dan memilih mogok kerja. “Sudah sering kita mogok kerja, karena bayarnya molor,” ungkapnya.

Menurut salah seorang pekerja, pada saat awal pembangunan gaji tidak pernah molor. Namun ketika perusahaan yang menyediakan tenaga berganti, pembayaran mulai sering molor.

Selama proses pembangunan kampus ini, sudah tiga kali berganti penyedia tenaga kerja dan pekerjanya selalu berganti.

“Saya di rumah punya keluarga yang butuh makan, saya di sini makan saja susah,” kata Soibi, 48, pekerja asal Demak, Jawa Tengah.

Sementara itu dari perusahaan menjanjikan pembayaran gaji akan dikirim langsung melalui rekening mandor paling lambat hari ini (29/3).

Hal tersebut diungkapkan saat mediasi antara perusahaan dengan para mandor yang mewakili pekerja, disaksikan aparat kepolisian.

“Pembayaran akan ditransfer langsung dari kantor pusat di Jakarta, karena itu minta KTP dan nomor rekeningnya. Paling lambat besok dibayar (hari ini),” kata Margoto, penanggungjawab proyek.

Informasi di LPSE Kementerian Kelautan dan Perikanan diketahui nilai pagu untuk Pembangunan Politeknik Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 54 miliar lebih dengan 89 peserta lelang.

PT Sartonia Agung menjadi pemenang tender dengan harga terkoreksi Rp 44,3 miliar. Namun dalam proses pembangunannya tahun 2017 lalu, waktu pelaksanaan 94 (hari kalender) tidak terpenuhi hingga tutup tahun.

Sehingga meminta lagi perpanjangan sampai 31 Maret 2018 dan pembangunan tetap tidak selesai. Namun, melihat hasil pembangunan hingga kemarin, dipastikan proyek tidak akan selesai.

Padahal taruna angkatan pertama kampus tersebut sudah dilantik bulan Desember 2017 lalu.

Karena kampus belum selesai dibangun, sementara taruna yang jumlahnya 75 orang ini kuliah dan praktik di Politeknik Perikanan Sidoarjo dan Bangsring, Banyuwangi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/