29.1 C
Jakarta
23 November 2024, 9:35 AM WIB

Bagian dari Cincin Api Dunia, PVMBG: Gunung Agung Punya Karakter

RadarBali.com – Gunung Agung masuk dalam rangkain cincin api dunia atau ring of fire. Sebagaimana gunungapi di Indonesia, Gunung Agung berada di daerah pertemuan lempeng dunia.

Gunung Agung satu lingkaran cincin api dengan Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Alaska hingga Amerika Selatan.

Lempengan dunia sendiri terdiri dari Eurosia, Indoaustralia dan Pasifik. Nah, Gunung Agung berada pada titik tiga pertemuan tiga lempeng tersebut.

Meski berada satu garis, gunungapi tidak saling berkaitan. “Gunung itu sistemnya individu, tidak berkaitan dengan gunung satu dan yang lainnya. Setiap gunung punya karakter,” beber Kabid Mitigasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG), Gede Suantika kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin.

Tipe produk letusan gunungapi terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama bahan lepas kepulan abu pasir dan lontaran material vulkanis.

Kedua, jelas Suantika, produk material letusan mengalir di atas di lereng gunung dengan awan panas.

Ketiga yakni berupa produk magma keluar berupa aliran lava dengan kecepatan perlahan turun di lereng.

Kecepatan lava menjadi tinggi bila dalam jumlah besar dan tertarik gravitasi bumi. Lava menuruni daerah sungai atau lembah atau lereng gunung.

Yang paling bahaya adalah aliran awan panas atau wedus gembel. Awan panas Gunung Agung mengarah ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara.

“Jangkauan aliran awan panas lebih jauh. Jarak 12 km bisa ditempuh waktu 10 menitan. Lahar dan aliran lava lebih lambat, jangkaunnya sekitar 5km. Yang perlu dijaga dan diwaspadai awan panas,” tandasnya.

Terkait sirine peringatan yang dipasang Pusdalops BNPB, Suantika menegaskan sirine tersebut bukan pendeteksi gunung meletus. Sirine masih dioperasikan manual.

Teknisnya, bila pos pengamatan PVMBG melihat gejala peningkatan luar biasa, pos pengamatan melaporka ke posko Pusdalops BNPB. Selanjutnya petugas BNPB yang memencet sirine.

RadarBali.com – Gunung Agung masuk dalam rangkain cincin api dunia atau ring of fire. Sebagaimana gunungapi di Indonesia, Gunung Agung berada di daerah pertemuan lempeng dunia.

Gunung Agung satu lingkaran cincin api dengan Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Alaska hingga Amerika Selatan.

Lempengan dunia sendiri terdiri dari Eurosia, Indoaustralia dan Pasifik. Nah, Gunung Agung berada pada titik tiga pertemuan tiga lempeng tersebut.

Meski berada satu garis, gunungapi tidak saling berkaitan. “Gunung itu sistemnya individu, tidak berkaitan dengan gunung satu dan yang lainnya. Setiap gunung punya karakter,” beber Kabid Mitigasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG), Gede Suantika kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin.

Tipe produk letusan gunungapi terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama bahan lepas kepulan abu pasir dan lontaran material vulkanis.

Kedua, jelas Suantika, produk material letusan mengalir di atas di lereng gunung dengan awan panas.

Ketiga yakni berupa produk magma keluar berupa aliran lava dengan kecepatan perlahan turun di lereng.

Kecepatan lava menjadi tinggi bila dalam jumlah besar dan tertarik gravitasi bumi. Lava menuruni daerah sungai atau lembah atau lereng gunung.

Yang paling bahaya adalah aliran awan panas atau wedus gembel. Awan panas Gunung Agung mengarah ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara.

“Jangkauan aliran awan panas lebih jauh. Jarak 12 km bisa ditempuh waktu 10 menitan. Lahar dan aliran lava lebih lambat, jangkaunnya sekitar 5km. Yang perlu dijaga dan diwaspadai awan panas,” tandasnya.

Terkait sirine peringatan yang dipasang Pusdalops BNPB, Suantika menegaskan sirine tersebut bukan pendeteksi gunung meletus. Sirine masih dioperasikan manual.

Teknisnya, bila pos pengamatan PVMBG melihat gejala peningkatan luar biasa, pos pengamatan melaporka ke posko Pusdalops BNPB. Selanjutnya petugas BNPB yang memencet sirine.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/