31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 15:59 PM WIB

BNPB Nilai Menyama Braya Penyebab Penanganan Pengungsi Lancar

RadarBali.com – Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan.

Pengamatan visual tanda-tanda erupsi belum tampak. Tidak dapat diprediksi pasti kapan Gunung Agung akan meletus. Status tetap Awas (Level 4). 

Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang terus bertambah, ketersediaan logistik mencukupi hingga satu bulan ke depan.

Bantuan terus berdatangan, baik bantuan dari pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat. Distribusi bantuan ke pengungsi juga berjalan dengan lancar.

Jika ada beberapa titik pengungsian belum menerima bantuan disebabkan pos pengungsi mandiri tersebut tidak melaporkan ke petugas.

Pendataan terus dilakukan agar penyaluran bantuan dapat melayani semuanya. Bantuan masyarakat dan semua elemen di Bali luar biasa. Semua bergerak.

“Karakter masyarakat Bali yang suka gotong royong, saling menghargai, senang membantu dan rukun menyebabkan penanganan pengungsi berlangsung dengan lancar,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. 

Antara masyarakat dan aparat pemerintah kompak menyebabkan pengungsi terlayani dengan baik. Ini adalah modal sosial yang besar yang membentuk masyarakat Bali tangguh menghadapi bencana.

Memang, sejak dulu masyarakat Bali memiliki kearifan lokal menyama braya. Menyama Braya adalah konsep ideal hidup bermasyarakat di Bali sebagai filosofi dari karma margayang bersumber dari sistem nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Bali untuk dapat hidup rukun.

Kerukunan mengandung makna akrab, damai dan tidak berseteru. Diibaratkan pada kehidupan sepasang suami istri dalam rumah tangga yang harmonis dan damai dalam menghormati kearifan lokal sebagai landasan strategis mewujudkan makna menyama braya sebagai penguatan jati diri bangsa.

Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dilindungi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya.

Manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya kepada sesama umat manusia, karena itu ia selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa; dan selalu berusaha untuk sedapat mungkin bekerjasama dalam komunitas.

Itulah yang tercermin di Bali meski Gunung Agung status Awas

RadarBali.com – Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. Tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan.

Pengamatan visual tanda-tanda erupsi belum tampak. Tidak dapat diprediksi pasti kapan Gunung Agung akan meletus. Status tetap Awas (Level 4). 

Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang terus bertambah, ketersediaan logistik mencukupi hingga satu bulan ke depan.

Bantuan terus berdatangan, baik bantuan dari pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat. Distribusi bantuan ke pengungsi juga berjalan dengan lancar.

Jika ada beberapa titik pengungsian belum menerima bantuan disebabkan pos pengungsi mandiri tersebut tidak melaporkan ke petugas.

Pendataan terus dilakukan agar penyaluran bantuan dapat melayani semuanya. Bantuan masyarakat dan semua elemen di Bali luar biasa. Semua bergerak.

“Karakter masyarakat Bali yang suka gotong royong, saling menghargai, senang membantu dan rukun menyebabkan penanganan pengungsi berlangsung dengan lancar,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. 

Antara masyarakat dan aparat pemerintah kompak menyebabkan pengungsi terlayani dengan baik. Ini adalah modal sosial yang besar yang membentuk masyarakat Bali tangguh menghadapi bencana.

Memang, sejak dulu masyarakat Bali memiliki kearifan lokal menyama braya. Menyama Braya adalah konsep ideal hidup bermasyarakat di Bali sebagai filosofi dari karma margayang bersumber dari sistem nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Bali untuk dapat hidup rukun.

Kerukunan mengandung makna akrab, damai dan tidak berseteru. Diibaratkan pada kehidupan sepasang suami istri dalam rumah tangga yang harmonis dan damai dalam menghormati kearifan lokal sebagai landasan strategis mewujudkan makna menyama braya sebagai penguatan jati diri bangsa.

Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dilindungi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya.

Manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya kepada sesama umat manusia, karena itu ia selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa; dan selalu berusaha untuk sedapat mungkin bekerjasama dalam komunitas.

Itulah yang tercermin di Bali meski Gunung Agung status Awas

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/